Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Mampir

Gambar
Saya ingat dulu pernah ada perdebatan sengit di whatsapp group para bos tentang bagaimana cara memandang hidup. Berawal dari debat sengit tentang permasalahan pekerjaan di kantor yang makin memanas, tiba-tiba salah seorang menyeletuk "Ngapain sih ribut-ribut. Kita di sini kan cuma mampir, minum air doang." Maksudnya ia ingin meredam pedebatan. Toh hidup di dunia ini cuma sebentar, cuma sekadar mampir, hanya sebentar di jalan kita yang masih panjang. Yang kita belum tau sepanjang dan selama apa. Tapi masih saja ada yang menyeletuk "Iya cuma mampir. Tapi saya kan ingin minum air sehat dan bersih." Gara-gara itu, diskusi pun memanas lagi. Hihihi. Masalah mampir ini lah yang akhir-akhir ini jadi memenuhi kepala saya. Karena saat ini saya berada di tempat yang  dari dulu selalu  ingin saya hindari dengan segala daya upaya. Sehingga dulu saya selalu berusaha terus berlari menjauhinya sampai terengah-engah selama empat tahun. Akhirnya tidak dapat dihindari lag

Stop Worrying

Gambar
Sebelum hari ini tiba, saya tak bisa tahan untuk terus menerus bertanya kepadaTuhan, kenapa saya harus menjalani ini semua? Kenapa kok harus tinggal di tempat ini. Akhirnya saya mengerti ketika mendapatkan jawabannya. Tuhan sedang memberi waktu bagi saya untuk istirahat dan stop khawatir. Selama ini, saya mengurus terlalu banyak hal, mulai dari hal penting sampai yang enggak penting, mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Dengan kepindahan ini saya juga tidak bisa main ponsel. Tidak bisa memeriksa media sosial ataupun sekadar chatting. Saya juga tidak lagi menerima telpon dan tidak bisa main game. Saya terhindar dari ingar bingar grup WhatsApp yang isinya campur aduk, adu argumen, dll. Kini dunia saya sunyi senyap tanpa bunyi notifikasi. Dan yang pasti, saya juga tidak ditelpon oleh agen asuransi, kartu kredit, member hotel, sms penawaran KTA, dan yang utama: saya tidak lagi dikontak debt collector. Hehehe. Sekarang saya jadi tenang, enggak perlu ketakutan mener

Friksi

Gambar
Teman saya bilang, "Nanti kamu di tempat baru pasti akan ada friksi, intrik. Tapi kamu pasti bisa mengatasinya." Dulu saya tidak bisa menebak, apa intrik yang kira-kira akan muncul di tempat seperti ini. Ketika saya di sini, saya baru tahu betapa banyak intrik dan friksi untuk urusan-urusan yang sebetulnya remeh saja. Ya karena di tempat ini memang tidak ada urusan besar. Hahaha. Kemarin misalnya, ada ribut-ribut besar. Orang-orang bicara dengan nada suara tinggi sehingga terkesan ada keadaan darurat. Saya sampai bertanya kepada teman sekamar, dan dia bilang itu urusan makanan. Oalah. Makanan memang menjadi isu sensitif di tempat ini, mungkin ada di peringkat kedua. Peringkat pertama tentu saja urusan uang. Friksi terkait makanan sudah pernah saya alami sendiri. Sumpah, buat saya ini enggak penting banget. Tapi buat teman saya -eh, pantas ga ya ini disebut teman- ternyata sangat penting. Please, deh. Kejadiannya sepele. Saat itu di mushola ada pembagian snack.