Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Pertandingan bukan Bagian Terbaik dalam Hidup

Saya memang seneng banget nonton film kartun Cars, dan kemarin baru saja nonton Cars 3.   Ga sia-sia, ada quote yang nyangkut di otak saya.   Ketika tokoh Smokey, mantan pelatih Doc Hudson, bilang ke Lightning McQueen: Racing wasn't the best part of Doc's life, you were .   Jadi, kalo diterjemahkan bebas, masa-masa terbaik dalam hidup Doc Hudson bukanlah ketika dia ikut pertandingan, lomba balap mobil dan kemudian jadi pemenang, tapi masa terbaik dalam hidup Doc adalah ketika dia punya kesempatan untuk melatih Lightning menjadi juara. Wuih, saya pun jadi ga bisa tidur mikirin kata-kata itu. Bayangkan, kita kadang-kadang merasa, masa terbaik dan terpenting dalam hidup kita adalah ketika jadi pemenang, jadi juara, jadi boss, jadi pemimpin.   Ketika semua mata memandang kita, ketika semua orang tunduk pada kita, kita merasa dunia dalam genggaman, dan itulah bagian terbaik dalam hidup kita.   Namun, setelah menonton film Cars 3 itu, saya jadi paham, bahwa bagian terbaik da

Dibayar Langsung oleh Tuhan

Beberapa kali dalam hidup saya, saya mengalami kejadian-kejadian yang membuat galau namun segala kegalauan saya itu biasanya langsung diikuti oleh kejadian yang membuat saya sadar bahwa kegalauan saya itu tidak perlu sama sekali.   Ibaratnya, segala keraguan dan kegalauan saya, dibayar langsung oleh Tuhan.   Dan itu membuat saya berpikir, betapa Tuhan sangat menyayangi saya, semua yang membuat saya bimbang dan ragu dibuat jelas dan tuntas, sehingga saya mendapat pelajaran yang berharga.   Dengan kejadian-kejadian ini, yang begitu membekas di sanubari saya, maka saya pun bisa menjalani kejadian yang sama di kemudian hari dengan mantap, ga galau lagi.   Terima kasih Tuhan..... Kejadian-kejadian ini biasanya terkait dengan uang, hehehe.   Saya memang orang yang hemat, cenderung pelit.   Ups... Suatu ketika, saya sedang di pasar tradisional membeli jajanan pasar.   Seorang pengemis anak mendatangi saya dan meminta belas kasihan.   Saya membuka dompet dan mendapati bahwa uang yan

Berbaik Sangka pada Tuhan

Saya baru saja menghadiri Halal bil Halal keluarga besar nenek saya.   Tentunya pada acara tersebut ada siraman rohaninya.   Yang pasti, banyak petuah yang saya dapat, namun ada satu hal yang sangat membekas dalam hati, yaitu tentang masalah doa.   Sang penceramah bilang, kita sering berdoa namun kemudian dalam hati berpikir, ah mana mungkin.   Dengan kata lain, kita berdoa namun kita berburuk sangka akan hasilnya.   Sang penceramah mencontohkan, misalnya seorang ibu mendoakan anaknya supaya diterima di universitas favorit, tapi sambil berdoa sang ibu malah berpikir, tapi kan anak saya payah ya.... Saya terkesima, dan saya bertekad bahwa mulai sekarang, doa saya tidak boleh berburuk sangka, tidak boleh berdoa namun kemudian berpikir, ah mana mungkin..... Namun ternyata, prakteknya sangat susah.   Kadang-kadang kita ragu akan hasilnya, apalagi kalau kita sudah berdoa sekian lama dan tidak nampak ada tanda-tanda terkabul, maka doa kita pun makin lemah, makin terlintas di hati d

Blacklist

Blacklist: a list of persons under suspicion, disfavor, censure;   a list privately exchanged among employers, containing the names of persons to be barred from employment because of untrustworthiness or for holding opinions considered undesirable; a list drawn up by a labor union, containing the names of employers to be boycotted for unfair labor practices. Saya kan blacklist ya bu.... chat saya kepada seorang ibu pejabat dengan menambahkan icon menangis.    Huhuhu.... Berat juga ketika harus mengakui kalau diri kita masuk daftar hitam, hanya karena nasib.   Ya, sekarang sih saya sudah bisa menjawab hal itu dengan ringan.   Bayangkan ketika 3 tahun yang lalu, setiap ada orang yang menawarkan posisi penting pada saya, saya pasti berurai airmata, seperti ketika menuliskan kisah ini.    Huhuhuhuhu....... Lebay ah, haha.... Jadi, dengan kondisi saya seperti sekarang ini, yang dimulai sejak saya dikerjain mantan boss saya sendiri, saya harus pandai membesarkan hati, membua