Blacklist



Blacklist: a list of persons under suspicion, disfavor, censure;  a list privately exchanged among employers, containing the names of persons to be barred from employment because of untrustworthiness or for holding opinions considered undesirable; a list drawn up by a labor union, containing the names of employers to be boycotted for unfair labor practices.

Saya kan blacklist ya bu.... chat saya kepada seorang ibu pejabat dengan menambahkan icon menangis.   Huhuhu....

Berat juga ketika harus mengakui kalau diri kita masuk daftar hitam, hanya karena nasib.  Ya, sekarang sih saya sudah bisa menjawab hal itu dengan ringan.  Bayangkan ketika 3 tahun yang lalu, setiap ada orang yang menawarkan posisi penting pada saya, saya pasti berurai airmata, seperti ketika menuliskan kisah ini.   Huhuhuhuhu....... Lebay ah, haha....

Jadi, dengan kondisi saya seperti sekarang ini, yang dimulai sejak saya dikerjain mantan boss saya sendiri, saya harus pandai membesarkan hati, membuatnya menjadi hal yang biasa seolah-olah saya tidak terpengaruh oleh status itu.  Seperti ketika kejadian chat saya itu, sang ibu pejabat sebenarnya menawarkan saya untuk mendaftarkan diri sebagai pejabat madya di intansti pemerintah tempat dia bekerja.  Namun saya tahu diri lah, ga mungkin lagi....  Dengan status saya seperti ini, ga usah mimpi lah bekerja di instansi pemerintah atau perusahaan milik pemerintah.

Supaya suanana cair, saya pun kemudian menambahkan chat saya:  saya jadi vendor ibu saja.... tentunya dengan saya lengkapi emoticon big smile, supaya sang ibu tidak merasa telah membuka luka lama saya, hihi.  Padahal, jauh di lubuk hati yang paling dalam, saya menangis.  Beberapa hari kemudian pun, ketika terbangun di tengah malam dan tiba-tiba jadi mellow, saya pun menangis lagi.  Duh...
Kejadian yang sama memang kerap terulang.  Mantan sopir saya pernah memarahi saya kenapa saya yang menurut dia punya banyak kenalan, tidak memanfaatkannya untuk mendaftarkan diri untuk jadi staf khusus menteri.  Dia bilang, liat tuh bu, si ibu itu aja bisa tuh jadi staf khusus, ibu kan lebih baik.  Saya pun bilang dengan tegar, lah saya kan punya catatan khusus.  Dia ga tau, saya menangis berhari-hari.  Kembali saya jadi lebay, hahaha....

Anyway, dengan status saya ini, saya jadi lebih hati-hati, apabila ada yang ingin menggunakan saya sebagai tenaga ahli, saya mewanti-wanti, jangan sampai malah kalah tender karena saya.  Padahal sih banyak yang bilang, CV saya sangat menjual.  Cie.... Tapi apa daya, dengan status saya seperti ini, sebaiknya janganlah.

Baiklah, sekarang saya tahu, gimana rasanya masuk blacklist.  Mudah-mudahan ini salah satu pembelajaran dari Tuhan agar ke depan saya bisa lebih baik.  Amin....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...