Berbaik Sangka pada Tuhan


Saya baru saja menghadiri Halal bil Halal keluarga besar nenek saya.  Tentunya pada acara tersebut ada siraman rohaninya.  Yang pasti, banyak petuah yang saya dapat, namun ada satu hal yang sangat membekas dalam hati, yaitu tentang masalah doa.  Sang penceramah bilang, kita sering berdoa namun kemudian dalam hati berpikir, ah mana mungkin.  Dengan kata lain, kita berdoa namun kita berburuk sangka akan hasilnya.  Sang penceramah mencontohkan, misalnya seorang ibu mendoakan anaknya supaya diterima di universitas favorit, tapi sambil berdoa sang ibu malah berpikir, tapi kan anak saya payah ya....

Saya terkesima, dan saya bertekad bahwa mulai sekarang, doa saya tidak boleh berburuk sangka, tidak boleh berdoa namun kemudian berpikir, ah mana mungkin.....

Namun ternyata, prakteknya sangat susah.  Kadang-kadang kita ragu akan hasilnya, apalagi kalau kita sudah berdoa sekian lama dan tidak nampak ada tanda-tanda terkabul, maka doa kita pun makin lemah, makin terlintas di hati dan di kepala, mungkin ga dikabulkan nih.  Hhhh.....

Beberapa kali memang saya berdoa namun ragu akan hasilnya.  Seperti selama saya menghadapi kasus saya ini, beberapa kali saya berdoa, namun di sisi lain saya malah menyiapkan diri untuk keadaan yang sebaliknya.  Saya selalu berdalih, prepare for the worst.  Tapi, apa benar begitu ya?  Apakah kita ga harus siap-siap apabila doa kita tidak terkabul?  Apakah dengan kita siap-siap tidak terkabul itu artinya kita ragu, kita berburuk sangka pada Tuhan?  Duh bingung....

Nah, akhir-akhir ini, saya memang sedang mendoakan sesuatu yang punya tenggat waktu.  Ya, kebetulan doa saya adalah agar permintaan saya terkabul pada suatu tanggal tertentu.  Bayangkan, bagaimana deg-degannya saya melihat hari demi hari.  Namun saya selalu membesarkan hati:  ayo, waktunya masih ada kok, berbaik sangka lah pada Tuhan.  Untungnya, saya baru pindah rumah, dimana saya ternyata lupa membawa kalender saya.  Jadilah saya tidak pernah melihat kalender dan tidak perlu risau menghitung hari.

Yah, hari demi hari berlalu dan saya tidak mendapatkan tanda apa pun.  Banyak teman-teman saya yang mengetahui bahwa saya sangat berharap terjadi mukjizat pada tanggal itu, malahan mereka yang bertanya-tanya, apakah sudah ada pertanda.  Saya selalu jawab, saya tetap semangat kok, belum waktunya kan.  Tapi jauh di lubuk hati yang paling dalam, sebenarnya saya juga was-was sih.  Karena saya sempat berhitung, untuk mendapatkan hasil seperti yang saya harapkan, sebenarnya ada proses yang harus saya lewati.  Nah, kalau prosesnya saja belum dilewati, bagaimana bisa?  Duh, saya kok mulai berburuk sangka ya?

Baiklah, saya akan tetap berdoa dan berbaik sangka pada Tuhan.  Kenapa?  Karena mungkin saja yang saya doakan itu tidak punya tenggat waktu, tidak harus seperti tanggal yang saya pikir tanggal satu-satunya.  Mungkin saja Tuhan mengabulkan doa saya pada waktu yang lain, waktu yang menurut Tuhan lebih tepat.  Yah mungkin saja.  Marilah tetap berbaik sangka pada Tuhan......

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...