Pertandingan bukan Bagian Terbaik dalam Hidup



Saya memang seneng banget nonton film kartun Cars, dan kemarin baru saja nonton Cars 3.  Ga sia-sia, ada quote yang nyangkut di otak saya.  Ketika tokoh Smokey, mantan pelatih Doc Hudson, bilang ke Lightning McQueen: Racing wasn't the best part of Doc's life, you were.  Jadi, kalo diterjemahkan bebas, masa-masa terbaik dalam hidup Doc Hudson bukanlah ketika dia ikut pertandingan, lomba balap mobil dan kemudian jadi pemenang, tapi masa terbaik dalam hidup Doc adalah ketika dia punya kesempatan untuk melatih Lightning menjadi juara.

Wuih, saya pun jadi ga bisa tidur mikirin kata-kata itu. Bayangkan, kita kadang-kadang merasa, masa terbaik dan terpenting dalam hidup kita adalah ketika jadi pemenang, jadi juara, jadi boss, jadi pemimpin.  Ketika semua mata memandang kita, ketika semua orang tunduk pada kita, kita merasa dunia dalam genggaman, dan itulah bagian terbaik dalam hidup kita.  Namun, setelah menonton film Cars 3 itu, saya jadi paham, bahwa bagian terbaik dalam hidup kita adalah ketika kita berbagi, ketika kita melatih, menjadi guru dan menciptakan pemenang-pemenang baru, juara-juara baru, pemimpin-pemimpin baru.

Sebagian besar orang akan merasakan itu, masa terbaik dalam hidupnya adalah ketika dia jadi menonjol.  Bahkan saya ingat Lightning bilang: Racing was the best part of his life and when it ended, well, he was never the same after that. Lightning bilang, Doc menjadi berbeda ketika kalah dari pertandingan.  Kita pun sering berpikir begitu, ketika jatuh, kalah, dipecat, mikirnya pasti, mati deh gue, abis deh hidup gue. Hhhhh....

Saya pun sempat berpikir begitu, ketika dipecat, saya pikir, semuanya gelap.  Namun, dengan berjalannya waktu, saya jadi bisa paham, bahwa hidup ini memang ibaratnya giliran.  Peran saya di sana sudah selesai, sekarang saya sedang menjalani peran baru yang diberikan Tuhan pada saya.

Memang, kita sering menyadarinya belakangan.  Ketika kita bergelimang kesuksesan, kita berharap itu tidak pernah berakhir, karena kita yakin itu yang terbaik.  Mungkin kita malah sempat berpikir, mudah-mudahan sampai hidup kita berakhir, posisi kita tetap sama.  Kita begitu senangnya dengan apa yang kita lakukan saat itu, sampai kita berpikir bahwa tidak ada cara lain bagi kita untuk menikmati hal lain.  Namun ketika kita ternyata punya kehidupan lain setelah berkubang dalam duka, baru kita sadari, hidup pasti akan terus meningkat, menjadi lebih baik, hanya cara pandang kita saja yang harus diubah.

Ga banyak juara yang bisa melatih juara lain, begitu juga pelatih yang baik belum tentu juara di bidangnya.  Namun, ada juga yang punya talenta jadi juara dan jadi pelatih yang bisa menghasilkan juara, ya kayak Doc Hudson itu lah.  So, menjadi juara bukan hal terbaik dalam hidup, namun membantu orang lain menjadi juara, atau menciptakan juara-juara lah yang harus kita lakukan.  Itu lah hal terbaik dalam hidup kita.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...