Rahasia Tuhan



Adik uring-uringan beberapa hari ini, semenjak saya sampaikan bahwa kekhawatiran kami selama ini sepertinya akan terjadi.  Adik merasa hidupnya tidak adil, tidak berpihak padanya, dan berbagai macam keluhan lainnya.  Saya hanya bisa diam, malah saya curhat pada Kakak, bagaimana sedihnya hati saya melihat Adik.

Saat ini saya juga sebenarnya merasakan hal yang sama, mengapa hidup ini tidak adil?  Mengapa saya harus mengalami hal ini, sementara teman-teman saya hidupnya senang?  Duh, semakin dipikir, semakin sedih.

Beberapa hari terakhir ini rasanya seperti menunggu ajal.  Tapi, apa benar, kita bisa menunggu ajal kita?  Saya kok ga yakin ya.  Karena umur kita ada di tangan Tuhan, kita tidak pernah tau kapan ajal menjemput kita.  Nah, kalau memang kita tahu ajal kita akan datang, mungkin kita akan terus bersiap-siap dan malahan jadi galau ga karuan, seperti saya sekarang ini.

Hari-hari terakhir ini rasanya saya tidak bisa berpikir jernih.  Saya pun sok-sokan mempersiapkan semuanya, tapi, jauh di lubuk hati saya yang paling dalam, saya masih denial, masih berharap semuanya tidak akan terjadi.  Bahkan, ketika saya menentukan hari dimana saya akan menjalani eksekusi, saya menulisnya sambil menangis.  Saya sekarang benar-benar menghitung hari...

Walaupun saya selalu bilang ke anak-anak, tetap berdoa, karena walaupun ketika harinya tiba, bisa saja Tuhan menghalanginya dan saya tidak jadi dieksekusi.  Namun, apa benar?  Apakah saya punya keyakinan yang sangat kuat akan hal itu?  Huhuhu, kenapa ya saya jadi lemah lagi....

Walaupun saya selalu bilang pada anak-anak bahwa kejadian ini pasti ada hikmahnya, pasti ada maksud di balik semuanya, namun sebagai manusia, saya selalu bertanya, kemana ini ujungnya, apa yang akan saya dan anak-anak saya hadapi setelah ini? 

Walaupun saya selalu bilang pada anak-anak, ini adalah rahasia Tuhan, pasti ada kebaikan di dalamnya, namun saya sendiri tetap galau. 

Walaupun saya bilang pada mantan teman sekantor saya, bahwa niat baik dia bukannya berakhir buruk, namun kita belum sampai pemikirannya bahwa hasilnya sebenarnya baik, namun saya sendiri juga tidak paham, dimana letak kebaikannya.  Walaupun teman saya itu begitu kagumnya dengan pemikiran saya, namun dia tidak pernah tau, apa yang sedang berkecamuk di hati, pikiran dan semua jiwa raga saya saat ini.

Dan sekarang saya pun membesarkan hati dan bilang, biarkanlah ini menjadi rahasia Tuhan......

Edisi Galau

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Frankly Speaking

Gembolan

On your mark, get set...