Melawan Rasa Takut


Saya sebenarnya bukan seorang penakut, kata orang-orang kan saya malahan, sang pemberani, hihi.  Namun, adakalanya saya takut sekali, sehingga sulit untuk melawan rasa takut saya itu.  Semua orang bilang, hadapi saja, pasti begitu kita kepepet, ga ada pilihan, akhirnya akan takluk juga rasa takut itu dan timbullah keberanian kita.  Ah, yang bener?

Ketika sedang outbound team building, saya harus menjatuhkan diri kebelakang, saya takut sekali.  Padahal di bawah, teman-teman sudah pasti akan menangkap, dan saya tahu betul itu, karena sebelumnya giliran saya ikut menangkap.  Tapi ga tau kenapa, saya takut sekali.  Dan kejadian yang sama terulang lagi ketika saya diminta teman-teman untuk melakukan hal yang sama di trampoline park.  Begitu santainya teman-teman menjatuhkan diri kebawah karena yakin ada trampoline, tapi saya tak urung juga melakukannya. Akhirnya, diam-diam saya pun coba latihan, tapi tetap tidak bisa, sampai akhirnya saya pun didorong oleh petugasnya. Ternyata saya baik-baik saja, namun tetap saja saya tidak berani mengulanginya secara volunteer, sampai sekarang.  Duh, penakut….

Dan saat ini, rasa takut itu begitu menguasai diri saya.  Begitu saya dengan sukarela menentukan tanggal eksekusi, saya rasanya sudah menyiapkan diri dengan baik, namun semakin dekat hari H nya, saya semakin takut.  Saya pun curhat ke sahabat saya dan dia cuma bilang, jalani saja.  Ya emang sih, saya harus jalani, tapi saya kok takut sekali ya?

Dalam hati saya selalu bilang, jangan takut pada bayangan, artinya apa yang saya takuti itu kan belum tentu seseram apa yang saya bayangkan.  Makanya, saya men sugesti diri sendiri bahwa hal itu tidak akan seseram itu, bahwa saya di sana bukan karena menjalani hukuman, namun hanya sebagai observer, saya hanya akan melakukan observasi tentang kehidupan di sana.  Tapi, hati tidak bisa berbohong, saya takut sekali.   Huhuhu.....

Dan hari-hari ini, saya isi dengan berbagai macam kesibukan hanya untuk melupakan rasa takut itu, tapi di sisi lain saya tetap bertanya-tanya, apakah sebaiknya saya mempersiapkan diri, bukannya melupakan rasa takut itu?  Ya, saya harus bersiap diri dan yang paling penting adalah terus mensugesti diri dan yang pasti harus melawan rasa takut.

Please help me God.....

I learned that courage was not the absence of fear, but the triumph over it.  The brave man is not he who does not feel afraid, but he who conquers that fear - Nelson Mandela

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...