Duniawi
“Bu, kalau nanti
ibu pulang, apa kita bisa jalan-jalan ke mal?” Begitu tanya adik pada
saya. Saya ga paham, ke arah mana pertanyaan adik ini. Saya pun menjawab, “Tentu saja, emangnya
kenapa Dik?”, adik pun menjawab, "Kirain Ibu mau mengaji aja terus, ga mau ke
mal lagi”. Ya ampun, saya ga menyangka arah pembicaraan adik. Rupanya adik mengira setelah saya menjalani
pendidikan di tempat ini, saya berubah. Yang lebih mengejutkan lagi, adik
memilih kata-kata “duniawi” ckckckckkck...
Saya pun jadi mereview, apa ya kira-kira yang membuat adik berpikir
bahwa saya berubah, yang dalam pikiran adik, saya ga mikirin duniawi lagi?
Ah, ga gitu-gitu
amatlah. Saya pun kemudian menjelaskan
panjang lebar pada adik, apa saja aktivitas saya setiap hari di tempat
ini. Saya pikir masih banyak aktivitas
yang bisa masuk kategori duniawi kok.
Saya jadi ingat, dulu setiap kali adik datang mengunjungi saya, adik
a kan bertanya sampai mana saya mengajinya, ibadah apa saja yang saya lakukan. Jadi, memang pertanyaan adik yang justru
menggiring opini, bahwa saya ga memikirkan duniawi lagi. Pantesan adik jadi berpikir seperti itu.
Namun, ada hal
yang membuat saya terharu, adik sebagai seorang anak yang berkebutuhan khusus,
ternyata jalan pikirannya bisa sejauh itu.
Bisa menganalisa dan menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang ada. Adik pun juga bisa mendeskripsikan masalah
duniawi ini dengan baik. Adik bilang:
“Maaf ya Bu, aku kan masih muda, jadi aku masih duniawi hahahha....
"Ga pa pa Dik,
kalau dibandingkan dengan ibu, sebenarnya Adik malah lebih maju”, kata saya
dalam hati. Karena kalau dipikir-pikir,
sampai umur saya yang setua ini, sebelum masuk ke tempat ini, saya juga masih
sangat duniawi. Jadi, apalagi waktu
masih seumur adik, kebayangkan gimana saya, duniawi banget. Hehe....
Namun ternyata
Tuhan amat sayang pada saya, sehingga saya mendapatkan kesempatan untuk mulai
memikirkan akhirat, mulai beribadah supaya ga terus menerus mengejar
duniawi. Dan ketika pulang nanti,
tentunya saya juga akan menularkannya pada anak-anak saya, tapi pelan-pelan
saja, supaya adik bisa menerimanya.
In syaa Allah.......
Komentar
Posting Komentar