Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Dejavu (again)

Dejavu: a feeling of having already experienced the present situation. Ih, dejavu deh.   Begitu selalu kata pacar saya dulu kalo saya tiba-tiba bilang saya lupa sesuatu.   Saya pun jadi sering memperhatikan kata-kata itu.   Saya pun tanya Chat GPT, dan hasilnya adalah begini: Déjà vu adalah perasaan bahwa kita pernah mengalami suatu situasi sebelumnya, meskipun kita tahu bahwa kita belum pernah mengalaminya. Ini adalah istilah Perancis yang secara harfiah berarti "sudah terlihat". Penyebab déjà vu belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa teori yang mencoba menjelaskannya. Salah satu teori menyebutkan bahwa déjà vu disebabkan oleh keterlambatan pemrosesan informasi oleh otak. Menurut teori ini, otak menerima informasi dari indra, namun otak membutuhkan waktu beberapa saat untuk memproses dan mengenali informasi tersebut. Keterlambatan ini menyebabkan otak salah mengartikan informasi sebagai sesuatu yang telah dialami. Teori lain menyebutkan bahwa déjà vu disebabkan ol

Hibernasi

Hibernate: (of a person) remain inactive or indoors for an extended period. Saya pernah menghilang dari dunia persilatan selama 4 tahun 3 bulan 10 hari karena suatu hal yang sangat menyedihkan.   Ga usah dibahaslah, sangat menyakitkan, membuka luka lama.   Dan saya selalu membahasakannya sebagai hibernasi.   Saya selalu bilang, saya hibernasi selama 4 tahun. Selama hibernasi itu, saya memang agak terputus dengan teman-teman dan keluarga, apalagi dengan lingkungan kerja.   Saya benar-benar diberikan me time oleh Allah, yang bisa saya gunakan untuk apa aja.   Untuk bermalas-malasan, atau untuk berfoya-foya ibadah.   Untungnya, saya diberi petunjuk dan kekuatan untuk memilih berfoya-foya ibadah.   Jadi waktu yang ada amat sangat bermanfaat buat saya. Di sisi lain, walaupun dengan segala keterbatasan yang ada, saya masih bisa berkarya, misalnya nulis blog, bahkan melakukan pekerjaan kantoran dengan bermodalkan HP doang.   Jadi, kalo ada temen saya yang suka bilang, 4 tahun otak saya

Alone but not Lonely

Kamu gapapa itu sendirian di kantor?   Tanya teman saya dengan heran ketika saya bercerita bahwa sekarang tim di kantor tinggal berdua dan rekan saya itu sering ke luar kantor.   Saya sempat tercenung, dan mulai mikir-mikir, tapi rasanya ga deh, saya ga ada masalah sendirian di kantor.   Banyak kok yang bisa saya kerjakan.   Kalaupun ga ada kerjaan, saya bisa mengerjakan yang lainnya, mencari kesibukan lainnya.   Kayaknya yang penting ada internet deh, hehehe. Akhirnya pun saya sampai terpikir untuk mengambil kuliah online, guna memanfaatkan kesendirian saya.   Walaupun pada akhirnya kuliah saya ini jadinya mulai memberatkan.     Hahaha….. Saya jadi ingat, saya memang pernah memosting kata-kata itu, alone but not lonely di Instagram saya dengan memasang foto kacamata saya sendirian di atas meja.   Hmm, artistik sekali kan?   Tapi di captionnya saya tulis lanjutannya: however, sometimes I feel lonely in the crowd.   Duh, jadi meleyoth hati ini kalo inget-inget itu lagi.   Tapi keeso

Taxi

Saya memang pengguna taxi dari dulu.  Entah mengapa, saya lebih senang naik taxi ketimbang harus bawa mobil sendiri, karna suka stress mikirin parkirnya gimana.  Belum kalo macet, duh stress nya….. Nah, baru-baru ini saya naik taxi dan terlibat pembicaraan menarik soal capres.   Hal ini jadi mengingatkan saya bahwa blog saya ini pasti sudah hampir berumur 10 tahun, karna kok sudah ngobrol soal capres.   Dulu kan saya juga sempet menulis tentang obrolan saya dengan sopir taxi tentang capres ( https://baby-godlovesme.blogspot.com/2016/02/taxi-driver.html ).   Saya kembali mengagumi para sopir taxi ini, karena ternyata mereka menyimpan banyak cerita para penumpangnya.   Mereka kerap jadi tempat curhatnya penumpang.   Karna, kata salah satu sopir, kadang penumpang sudah sesak dadanya, bingung mau ditumpahkan ke siapa, jadilah ditumpahkan ke sopir taxi. Salah seorang sopir taxi bercerita, pernah mengantarkan orang kepercayaan seorang pejabat yang kena masalah pembunuhan.   Si orang ke

Soul Mate

Soul mate: a person ideally suited to another as a close friend or romantic partner. Saya ingat betul bagaimana saya pertama kali bertemu dengan soul mate saya ini. Waktu itu, boss minta saya membuatkan materi presentasi untuknya. Melihat hasil presentasi saya, boss bilang, coba kamu kerja sama dengan salah seorang anak buah saya, dan disebutlah nama si soul mate ini. Boss pun menambahkan, dia lulusan universitas terbaik di negeri ini. Dan saya pun dengan sewot menjawab, saya juga lulusan situ. Saya pun tambah sewot dan bilang, lagian saya kan mantan kepala suku di sini, kok saya ga tau dia sih pak? Anak baru ya? Boss ga mau ngomong panjang lebar sama saya dan mengusir dengan halus, kamu cari dia ya. Dengan jumawa saya datangi lantai tempat si orang itu – belum jadi soul mate lah saat itu – dan saya datangi atasannya sambil nanya dengan songong, mana sih yang namanya ini? Dengan tergopoh-gopoh atasannya – ya iya lah masih lebih tinggi jabatan saya saat itu dari atasannya hihi – keluar

Calling Mom....

Sudah menjadi rutinitas saya setiap pagi untuk menelpon ibu.   Kalo ga salah, sejak tahun 2020, sejak pandemi melanda, cara kita bersilaturahmi jadi berubah.   Bukannya bertandang, tapi per telepon atau online.   Iya kan…. Nah, itu juga yang membuat saya rutin menelepon ibu.   Memang di address book saya, nomor ibu saya simpan sebagai Mom, jadi kalo saya telpon ibu via Whatsapp, pasti tulisannya Mom Calling, trus ga lama jadi Mom Ringing.   Iya kan iya kan? Kegiatan menelepon ibu bisa lama juga lho, kadang sejam lebih.   Yang diomongin apa sih bisa selama itu?   Haha, namanya perempuan, apa aja bisa jadi topik obrolan.   Yang tadinya ga niat diomongin, jadi malah dibahas panjang kali lebar sama dengan luas.   Apalagi yang sudah diniatin mau diomongin, malah bisa-bisa lupa diomongin, karna kelamaan dan kepanjangan ngobrolin yang ga niat tadi itu.    Ahahaha…… Yang kami bahas beragam, dari soal penting dan berbobot seperti kondisi negara dan bangsa saat ini, cie….. Sampai yang ga p