Dejavu (again)
Dejavu: a feeling of
having already experienced the present situation.
Ih, dejavu deh.
Begitu selalu kata pacar saya dulu kalo saya tiba-tiba bilang saya lupa
sesuatu. Saya pun jadi sering
memperhatikan kata-kata itu. Saya pun tanya
Chat GPT, dan hasilnya adalah begini:
Déjà vu adalah perasaan bahwa kita
pernah mengalami suatu situasi sebelumnya, meskipun kita tahu bahwa kita belum
pernah mengalaminya. Ini adalah istilah Perancis yang secara harfiah berarti
"sudah terlihat". Penyebab déjà vu belum sepenuhnya dipahami, namun
ada beberapa teori yang mencoba menjelaskannya. Salah satu teori menyebutkan
bahwa déjà vu disebabkan oleh keterlambatan pemrosesan informasi oleh otak.
Menurut teori ini, otak menerima informasi dari indra, namun otak membutuhkan
waktu beberapa saat untuk memproses dan mengenali informasi tersebut.
Keterlambatan ini menyebabkan otak salah mengartikan informasi sebagai sesuatu
yang telah dialami. Teori lain menyebutkan bahwa déjà vu disebabkan oleh
kemampuan otak dalam mengenali pola. Menurut teori ini, otak mampu mengenali
pola-pola di lingkungan dan terkadang salah mengidentifikasi situasi baru
sebagai situasi yang pernah dialami. Teori ketiga adalah bahwa déjà vu
disebabkan oleh kegagalan fungsi sistem memori otak. Menurut teori ini, sistem
memori otak tidak bekerja dengan baik dan menyebabkan otak salah menafsirkan
informasi baru sebagai sesuatu yang telah dialami. Déjà vu adalah pengalaman
yang normal dan umum dan biasanya bukan merupakan penyebab kekhawatiran.
Saat ini saya merasakan dejavu,
karena ada pengalaman yang menurut saya seperti saya pernah alami dulu. Tapi anak saya protes, kalo dejavu kan merasa
pernah ngalamin sebelumnya, tapi sebenernya ga ngalamin. Iya deh, kalo gitu apa dong ya istilah yang
tepat? Siklus?
Ya, kejadian yang menimpa saya
saat ini adalah sama seperti belasan tahun yang lalu ketika saya akan memulai
karir saya di suatu perusahaan yang relatif banyak pegawainya.
Dulu saya pulang dari Amrik
dengan status bercerai, sehingga saya malu ketemu banyak orang, jadi saya
memutuskan bekerja di rep office bank asing yang hanya ada 6 pegawai. Setahun kemudian, saya bosan karna
pekerjaannya gitu-gitu aja, jadi saya melamar ke perusahaan yang lebih besar,
pegawainya ratusan lah. Waktu interview,
saya ditanya status, dan saya akhirnya mengakui bahwa saya bercerai. Pada waktu itu, agak tabu juga bagi orang
bercerai, sehingga saya pun jadi gossip nasional: ada anak baru yang
janda. Yaelah…..
Tapi saya survive, bisa melewati
segala gossip nasional itu, dan akhirnya setelah sekian tahun bisa jadi pucuk
pimpinan di sana.
Dan sekarang, setelah saya
hibernasi (https://baby-godlovesme.blogspot.com/2023/12/hibernasi.html) selama 4 tahun, saya pulang dengan perasaan was-was dan untungnya
diterima bekerja di tempat teman saya, yang pegawainya hanya 6 orang. Setelah 1 tahun lebih, saya mulai bosan,
karena gabut tingkat tinggi. Sebenarnya
bukan ga ada proyek sih, tapi karna big boss pengen running jadi cawapres, kita
disuruh tiarap. Hhhhhh……
Jadi dengan segala kegabutan,
betapa senangnya saya ketika ditawari bekerja di perusahaan global, dengan
ribuan cabang di seluruh dunia. Sempat
terpikir takut juga dengan status mantan hibernasi saya ini, tapi setelah
diyakinkan, akhirnya saya bergabung.
Sempet juga terlintas di kepala: “too good to be true”.
Bener aja kan, ada aja yang tau
status saya, ada aja yang iseng browsing.
Yah, jejak digital memang ga bisa dihapus kan. Jadi lah saya gossip regional, malah terakhir
saya baru tau, masalah saya ini sampai di rapatkan di kantor pusat nun jauh di
Eropa sana. Jadilah saya gossip global, hihihi.
Yah, mudah-mudahan saya bisa
survive kali ini ya…… Aamiin.
Komentar
Posting Komentar