Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Persistent

Gambar
Persistent: continuing firmly or obstinately in a course of action in spite of difficulty or opposition; continuing to exist or endure over a prolonged period. Sungguh mengagumkan orang-orang yang persisten, yang sangat memegang teguh pendiriannya.   Apapun itu. Kakak saya terkenal sangat persisten, dan dari dia lah saya mulai memperhatikan kata-kata persisten itu.   Dia mengklaim bahwa dirinya sangat persisten dalam menjalankan tugasnya.   Dan persistensi nya ini membawa hasil, dia berhasil jadi guru besar di universitas tempatnya membaktikan diri. Teman saya bercerita, tantenya, yang kebetulan juga teman saya, sungguh persisten dalam memilih tempat duduk di dalam mobil pada saat melakukan perjalanan keliling Jawa.   Si tante benar-benar tidak pernah pindah tempat duduk, selalu di sisi yang sama.   Apakah tidak bosan?   Haha…   Namun yang saya lihat, dalam kehidupannya pun dia tergolong orang yang persisten, sehingga saya lihat dia cukup survive di bidangnya. Yang

Post-power syndrome

Post - power syndrome, is a phenomenon that occurs where people live in the shadow of the greatness of his past (his career, beauty, good looks, intelligence, or something else), and as if he could not look at the reality that exists today. Akhir-akhir ini begitu banyak perubahan di negeri ini, sehingga banyak pergantian pejabat.   Nah, banyak pejabat ini yang akhirnya menderita post-power syndrome, tanpa mereka sadari.   Perilaku mereka pun bermacam-macam, ada yang mengunci ruangan kantornya, supaya penggantinya tidak dapat menempatinya.    Ada yang tetap sering mendatangi kantornya dan memanggil mantan-mantan anak buahnya, serasa dirinya masih menjabat.   Yang paling sering adalah orang-orang yang saat marah mengatakan: kamu tidak tahu siapa saya.   Ya, sungguh kasihan orang-orang yang punya masalah ini. Salah satu kolega saya di perusahaan dulu, saya yakin, benar-benar mengalaminya.   Dia masih saja tetap memperlakukan mantan anak-anak buahnya seperti dahulu.   Banyak y

Songong

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia, songong diartikan sebagai “tidak tahu adat”.   Namun kalau di Kamus Slang, definisinya adalah: biasa digunakan untuk menyebut seseorang yang sombong dan cenderung merendahkan orang lain, jadi tarafnya lebih tinggi dari sombong;   bermakna keangkuhan seseorang akibat terlalu pede. Kalau ingat-ingat orang songong, begitu banyak pengalaman saya menghadapi orang songong ini.   Tentu saja, menghadapi orang songong sering membuat saya emosi tinggi.   Namun, kembali, kesabaran dan kedewasaan kita diuji.   Kadang, kita harus dapat berempati kepada mereka, karena mereka pasti punya latar belakang yang membuat mereka bertindak songong. Beberapa hari terakhir ini, seorang bapak yang masuk kategori songong ini sibuk menelepon dan menigirm SMS pada saya, hanya untuk mengingatkan saya untuk mengembalikan kunci kiosnya yang saya sewa.   Dengan songongnya dia berkata, kalian tidak bisa memperpanjang sewa kios karena kios sudah terjual ke seorang artis.   Sungg

Mind your own business

Gambar
Pertama kali saya terkesan dengan ungkapan ini adalah ketika pewawancara saya menanyakan status perkawinan saya dan permasalahannya mengapa sampai terjadi perceraian.   Dulu-dulu saya tidak pernah terlalu ngeh dengan ungkapan ini.   Dan setelah itu, saya malah jadi senang dengan ungkapan ini, ga tau kenapa. Ungkapan ini jadi makin sering saya sebut-sebut dalam hati, karena saya sering jadi korban gosip di kantor atau di lingkungan mana pun saya berada.   Nasib memang…. Ada saja bahan perbincangan teman-teman tentang saya.   Padahal saya bukan selebriti, tapi ada saja orang yang membicarakan saya.   Kebetulan, saya memang obyek yang menarik.   Saya dulu punya pacar kaya dan ganteng. Ehm…. Mungkin itu yang bikin orang-orang sirik. Hahaha. Ada saja kritik teman-teman tentang pacar saya.   Semua yang dia lakukan selalu salah di mata teman-teman saya.   Padahal, kami kan tidak mengganggu mereka.   Mind your own business….. Ketika pindah bekerja, status saya yang single men

Going the extra mile

Gambar
Go the extra mile: to do more than what is required Kata-kata itu pertama kali mendapat perhatian saya ketika secara iseng pergi ke sebuah toko   yang menjual berbagai macam pernik dengan nama kita dan arti dari nama tersebut.   Sungguh aneh, dengan nama-nama Indonesia kami, toko tersebut, yang terletak di suatu mal di Amerika, dapat mengartikannya.   Nah, kebetulan di nama suami saya yang sangat Indonesia, diartikan antara lain, orang tersebut sering melakukan sesuatu yang “going the extra mile”.   Di nama saya, tidak disebutkan seperti itu.   Namun, saya pikir, dalam menjalankan hidup, saya memang orang yang senang “going the extra mile”.   Ya, saya tidak mau jadi biasa-biasa saja dalam hal apapun, saya ingin lebih baik, the extra mile…. Ya, saya memang tidak suka menjalankan sesuatu secara biasa-biasa saja, hanya melanjutkan program, dll.   Ketika saya masih bekerja di kantor yang lama, ketika dipercaya menangani masalah pegawai, saya sempat bingung karena tidak punya latar