Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Hacker

A   hacker is any highly skilled computer expert capable of breaking into computer systems and networks using bugs and exploits.   Depending on the field of computing it has slightly different meanings, and in some contexts has controversial moral and ethical connotations. In its original sense, the term refers to a person in any one of the communities and hacker subcultures. "Website ku di hacked huhuhu".   Begitu pesan masuk pagi-pagi dari sang sahabat.   Saya pun membuka websitenya dan hanya bisa ikut prihatin.   Dia bilang, dia sudah minta tolong temannya untuk membetulkan dan juga mengontak perusahaan hostingnya.     Tapi yang lucu, sahabat saya juga mengirimkan email kepada sang hacker.   Katanya, dia menghimbau sang hacker untuk membetulkan websitenya karena blog itu tempat dia berbagi pengalaman dan jadi ladang pahalanya, sehingga kalau diretas seperti sekarang, dia dan sang hacker telah menzolimi para pembaca blognya karena jadi tidak bisa mendapatkan manf

Forgetful

Forgetful: likely to forget, characterized by negligent failure to remember, neglectful, inducing oblivion. Hari ini saya begitu pelupanya.   Banyak kejadian yang bikin mangkel tapi lucu juga, gara-gara saya mendadak pelupa hari ini.   Mulai dari hal kecil sampai hal yang lumayan besar karena terkait pekerjaan.   Duh! Dimulai dengan lupanya saya membawa buku cek, padahal biasanya buku cek setiap hari saya bawa sehingga pabila ada kebutuhan keuangan, langsung bisa dieksekusikan.   Hari ini, di tanggal yang saya tau persis ada kebutuhan pencairan cek, saya malahan lupa membawanya.   Sebenarnya bukan lupa sih, saya tiba-tiba berubah pikiran ingin memakai tas yang lain.   Karena saya ganti tas inilah, buku cek nya jadi ga kebawa karena masih di tas yang awalnya ingin saya pakai.   Huhuhu.... Karena kelupaan saya itu, maka transaksi keuangan mundur esok hari.   Untungnya tidak ada   yang urgent. Dua meeting saya jalani dengan baik-baik saja dan kemudian saya melangkah ke meet

Karena Hati Tak Selalu Riang

Kata orang-orang, saya adalah orang yang periang.   Tapi, sebagai manusia, saya juga kadang-kadang diserang sama Tak Riang.   Nah, kalau sudah begitu, saya pun jadi mellow, walaupun biasanya saya cukup pandai menutupinya. Seperti hari ini, saya tetap berkegiatan sesuai jadwal.   Tetap menghadiri rapat, tetap maksi dengan teman lama dan sibuk berselfie di pedestrian.   Tapi, jauh di lubuk hati yang paling dalam, saya sedang tak riang.   Saya merasakannya dari malam sebelumnya.   Di tengah hujan yang berpetir dan guntur, saya merasa sedih, merasa sendirian, merasa putus asa.   Tepatnya, saya merasa iba pada diri sendiri.   Ga tau kenapa, tapi perasaan itu tiba-tiba saja timbul dan terus berdampak sampai keesokan harinya. Kalau sedang tak riang, saya bahkan malas mengecek HP, mengecek email atau pesan yang masuk, bahkan malas menerima panggilan telepon.   Jadi, sebagai penjual online, sebenarnya berbahaya, bisa-bisa order lewat yang artinya rejeki lewat.   Untungnya, hari ini wa

Balas Dendam

Beberapa kali saya menonton televisi dan apabila melihat berita pembunuhan, biasanya keluarga korban akan bilang agar pembunuhnya dihukum yang setimpal, atau malahan dihukum mati, nyawa diganti nyawa.   Saya suka bingung mendengarnya, apalagi soal ganti mengganti, apa mungkin keluarga kita yang sudah meninggal itu digantikan, apa mungkin dengan menghukum pembunuhnya akan dapat mengembalikan anggota keluarga kita? Mungkin orang akan bilang, saya tidak pernah mengalaminya, jadi tidak bisa merasakan kesedihan yang dialami para anggota keluarga tersebut, atau mungkin saya akan dicap tidak punya empati. Masalah balas dendam, dulu saya ga tau apa arti tijitibeh.   Kata teman-teman, pokoknya kalo saya kenapa-kenapa, harus narik yang lain.   Saya sempat bertanya kepada sahabat saya, dia bilang, maksudnya teman-teman ya mati siji mati kabeh, ya kamu jangan sampai celaka sendirian, yang mencelakakan kamu harus ikut merasakan akibatnya.   Duh, saya kok bingung ya.   Saya dibilang nai