Balas Dendam
Beberapa kali saya menonton televisi dan apabila melihat
berita pembunuhan, biasanya keluarga korban akan bilang agar pembunuhnya
dihukum yang setimpal, atau malahan dihukum mati, nyawa diganti nyawa. Saya suka bingung mendengarnya, apalagi soal
ganti mengganti, apa mungkin keluarga kita yang sudah meninggal itu digantikan,
apa mungkin dengan menghukum pembunuhnya akan dapat mengembalikan anggota
keluarga kita?
Mungkin orang akan bilang, saya tidak pernah mengalaminya,
jadi tidak bisa merasakan kesedihan yang dialami para anggota keluarga
tersebut, atau mungkin saya akan dicap tidak punya empati.
Masalah balas dendam, dulu saya ga tau apa arti
tijitibeh. Kata teman-teman, pokoknya
kalo saya kenapa-kenapa, harus narik yang lain.
Saya sempat bertanya kepada sahabat saya, dia bilang, maksudnya
teman-teman ya mati siji mati kabeh, ya kamu jangan sampai celaka sendirian,
yang mencelakakan kamu harus ikut merasakan akibatnya. Duh, saya kok bingung ya. Saya dibilang naif lah, sok suci lah, sok
baik lah. Tapi beneran, ketika sudah
menjalani prosesnya, saya sungguh berharap, tiada orang lain yang perlu
menjalani hal yang sama, walaupun dia musuh saya, orang yang mencelakakan
saya. Kenapa? Ga enak banget rasanya....
Bahkan ketika orang yang mencelakai saya ikut celaka, saya
nangis bombay. Teman-teman pun
heran. Saya jelaskan, dulu orang itu
bilang akan menyelamatkan saya, lah wong dia aja sekarang ga selamat, siapa
dong yang akan menyelamatkan saya? At
the end, saya ingat, pasti Tuhan yang akan menyelamatkan saya. Amin.
Kembali ke masalah balas dendam, begitu orang yang
mencelakai saya ikut-ikutan celaka, keluarganya menuduh saya lah yang
menariknya. Bahkan orang tuanya sampai
meninggal pun beranggapan demikian, walaupun sudah saya jelaskan ke anaknya,
juga teman yang melihat saya nangis bombay pun membantu menjelaskan. Tapi biarlah, itu urusan mereka, bukan urusan
saya lagi. Yang penting, saya tidak
menarik-narik orang lain untuk ikut celaka, apalagi yang sibuk bragging akan
menolong saya.
Anyway, kembali ke masalah dendam, ketika seorang teman
minta saya menemui orang yang mencelakakan saya dan saya menolak, dia bilang,
saya masih dendam. Saya bilang, saya
tidak dendam, tapi saya tidak mau punya hubungan lagi dengan orang itu. Saya takut celaka lagi. Tetap saja saya dianggap dendam. Duh, masalah buat lo? Kan saya yang merasakan penderitaan, orang
lain kan cuma liat dari luarnya saja.
Jadi, masalah balas dendam ini memang pelik, apalagi buat
orang yang tidak merasakannya, orang
yang hanya melihat, menonton seperti saya melihat berita-berita pembunuhan
itu. Ngomong emang gampang, hehehe. Tapi kalo boleh usul sih, sebaiknya kita berdoa
saja supaya orang yang jahat sama kita itu berubah jadi baik dan kita juga
dihindarkan dari kejahatan-kejahatan semacam itu. Mumpung masih awal tahun yang baru, coba kita
ubah sumpah serapah menjadi doa.
Amin....
The best revenge is
happiness, because nothing drives people more crazy then seeing someone
actually living a good life
Komentar
Posting Komentar