Kelemahan atau Kekuatan?
Saya sering merasa kasus saya dan status saya akibat kasus ini jadi handicap buat saya. Membuat saya tidak bisa kemana-mana. Mau berkarya juga ada yang nyangkut. Mau cerita blak-blakan juga malu. Pokoknya gara-gara kasus ini saya sering merasa kikuk, khawatir, takut. Jelas, kasus dan status saya karena kasus ini membuat saya punya lebih banyak kelemahan lagi, di samping kelemahan-kelemahan yang sudah ada. Hhhh....
Sampai suatu ketika saya ketemu seseorang yang mengajak saya
bekerja sama dan dia bilang, saya punya kelebihan karena saya punya kasus. Jadi, segala pengalaman saya menjalani kasus
itu bisa di share ke mana-mana, bisa jadi bahan konsultasi. Jadi, selain mengkonsultansikan sesuai ilmu
profesi saya, saya juga bisa memberikan konsultasi lebih, advis mengenai
bagaimana menghindari kasus seperti saya.
Ah masak sih?
Dulu saya juga merasa punya handicap ketika setiap
perjalanan dinas ke luar kota harus membawa anak saya, lengkap dengan baby
sitternya, pakai uang pribadi pula. Saya
merasa kalah dibandingkan karyawan pria atau malah karyawati yang bisa pergi
sendiri tanpa bawa-bawa buntut kayak saya.
Tapi apa kata boss saya? Beliau
bilang dia sangat kagum sama pengorbanan saya.
Wuih, saya pikir saya akan ditegur karena bawa anak, ternyata malah
dipuji. Tuh kan, yang kita sangka
kelemahan, kadang-kadang ternyata jadi kekuatan kita.
Anyway, kembali ke kasus saya dan embel-embel status saya
akibat kasus itu, ternyata tidak perlu diratapi. Justru benar yang dikatakan orang yang ingin
kerja sama itu, berkasus itu tidak mudah, tidak semua orang punya kesempatan,
jadi perlu di sharing. Huhuhu, kalo
boleh milih, saya ga mau berkasus, saya inginnya dapet sharing aja dari orang
lain. Namun apa daya, benar juga kata
orang itu, Tuhan memberimu kasus ini supaya kamu bisa berbagi. Jadi, hadapi saja dan mulai berbagi. Lebih baik begitu kan?
Nah, di awal tahun yang baru ini, saya pun mulai
mengingat-ingat, apa sih kelemahan saya, atau apa sih yang saya anggap kelemahan,
handicap atau hal-hal yang saya malu mengakuinya? Mungkin itu hanya persepsi saya saja, atau
memang saya harus bisa merubah kelemahan itu jadi kekuatan. Jadi, mumpung
masih di awal tahun, mari kita semua mulai menimbang-nimbang, mana sih
kelemahan kita yang bisa kita jadikan kekuatan, dan mana kelemahan kita yang
memang harus kita perbaiki.
Selamat Tahun Baru
2017
Komentar
Posting Komentar