Para Pengikut




Pernah ga kalian mengalami kejadian begini, idola kita berselisih dengan orang lain, kita sebagai fans nya jadi ikut-ikutan marah dan musuhin orang lain itu dan fans dia, sebaliknya fans dia juga jadi musuhan sama kita.  Yang paling anyar pilpres ini.  Masing-masing pendukung saling memaki dan bermusuhan.  Nanti, pas para capres berangkulan, baikan, para pendukung malahan masih bermusuhan.  Benar kan?

Di keluarga saya aja pernah kejadian seperti itu.  Ada 2 orang adik dari kakek saya yang berselisih paham.  Mereka saling curhat ke anaknya masing-masing, sampai anak-anaknya jadi ikut-ikutan berselisih.  Begitu kakak beradik itu akur lagi, anak-anaknya masih aja bermusuhan.  Lah, saya sebagai ponakan jadi bingung kan, paman-paman dan bibi-bibi saya perang dingin, sementara kakek dan nenek, namanya juga adik-kakak, udah kompak lagi.

Nah, situasi seperti ini yang saya hadapi sekarang.  Beberapa waktu yang lalu saya berselisih paham dengan salah satu warga.  Masalahnya agak sensitif, sara lah, jadi ga perlu saya ceritakan panjang lebar. Nah pas kejadian kayaknya ga banyak yang tahu, jadi ga heboh.  Tapi ternyata, besok paginya, si warga yang saya tegur itu nangis-nangis di depan umum.  Jadi banyak lah yang tahu dan saat itu, banyak yang menyalahkan saya dan membela yang nangis itu.  Mereka mengecam saya tanpa mereka tahu bahwa saya mendengar kecaman mereka.  Soalnya, saya ada di dalam kamar saya, sementara mereka berbicara di teras, mereka pikir saya ga ada. Biasa lah, hehehe….
Ketika saya ke luar kamar, mereka salah tingkah dan bubar jalan.  Tapi ada beberapa yang malah berbalik membela saya.  Saya mah santai aja, woles Sis…..

Setelah beberapa lama, saya sudah biasa aja sama si nangis itu dan sudah bertegur sapa.  Jadi saya pikir sudah ga ada masalah, lupain aja.  Ekh ternyata, baru saya dengar, ada pihak-pihak yang malah masih berselisih paham, masih membahas salah benarnya saya. Ckckckck…

Plis deh, ga usah lah dipanjang-panjangin masalah sepele ini.  Saya juga ga nyari pengikut kok, karena saya yakin yang saya lakukan itu benar.  Malahan saya selalu bilang, kalau ada yang nanya apa yang terjadi waktu itu, saya jawab biar Tuhan yang menjelaskan, keren kan?


Memang para pengikut, fans, pendukung atau apapun namanya, biasanya lebih fanatik daripada tokohnya atau idolanya.  Dulu sampai ada ungkapan “ herdernya lebih galak dari tuannya”.  Mungkin itu ungkapan jadul ya, tapi intinya, ya begitulah, lihat aja pilpres kemarin, gimana kelakuan para pendukungnya.

Tapi yang bikin saya semangat nulis ini, ternyata saya yang “nobody” ini punya pendukung juga ya di sini.  Hahahahaha…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...