Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Patuh

Ternyata mau patuh itu tidak mudah, sulit malah, hhhh…… Saya baru saja mengalami peristiwa yang bikin putus asa, sampai-sampai saya menangis.   Lebay sih, tapi memang membuat mangkel, sehingga akhirnya saya tak tahan untuk menangis.   Untungnya, akhir ceritanya happy ending, karena saya berhasil patuh walaupun akhirnya dilakukan oleh orang lain. Awalnya saya pikir semuanya akan lancar karena sudah ada fasilitas pajak online.   Masalah mulai timbul ketika saya diberi tahu bahwa perusahaan saya sudah terdaftar secara online, masalahnya, siapa yang mendaftarkan, karena diperlukan passwordnya.   Saya pun langsung bête mendengarnya, apalagi begitu mendengar laporan bahwa pembayaran pajaknya ditolak bank, sehingga harus ke kantor pos dan ternyata kantor pos pun sudah tutup.   Duh, saya agak kesal, kenapa sih semuanya di last minute.   Namun saya juga tidak bisa marah, karena saya kan minta tolong, jadi apa boleh buat.   Akhirnya, keesokan harinya, ...

Mandiri

Saya ingin sekali bisa mandiri, ingin bisa mengerjakan segala sesuatunya sendirian, secara saya takut sekali post power syndrome, karena terbiasa punya anak buah banyak, terbiasa dilayani, tinggal bilang, perintah, instruksi, selalu ada yang mengerjakan.   Jadi dengan kehilangan jabatan ini, saya bertekad sepenuh hati agar bisa mandiri. Pada awal-awal masa lengser, memang agak sulit untuk membiasakan diri mengurus segala sesuatunya sendiri.   Jujur saja, yang paling ga tahan kalo harus ngantri, pffff….. Namun, dengan berjalannya waktu, ternyata saya bisa sabar mengantri, apalagi sekarang kebanyakan instansi sudah menggunakan nomor antrian, sehingga kita bisa mengantri sambil duduk, tidak perlu berdiri dalam antrian.   Saya pun sudah terbiasa menyamankan diri dengan membawa gadget, sehingga bisa menunggu sambil mengerjakan pekerjaan, membalas email, browsing berita atau main game.   No big deal lah.   Bahkan, saking sudah pahamnya proses-proses menunggu...

Mengurai Kepala

Mbak, dimana? Aku butuh mengurai kepala……   Sepotong pesan masuk di WA saya, dari seorang sahabat.   Wah, pasti dia sudah mumet banget, sehingga ingin curhat kepada saya.   Sayangnya, hari itu saya benar-benar padat, jadi terpaksa minta maaf dan menjadwalkan ketemu dia di hari berikutnya. Mengurai kepala, hmmm…. Kalau dipikir-pikir, saya pun saat ini perlu mengurai kepala.   Semua yang ada di kepala, di otak, di benak, di pikiran, rasanya sudah kusut seperti benang kusus yang perlu diurai.   Kalau sampai bisa dipetakan, mind mapping kepala saya pasti rumit banget, very very complicated.   Pffff…. Bayangkan saja, semuanya muaranya adalah di kasus saya.   Karena dipaksa berkasus, saya jadi punya status yang tidak mengenakkan, dampaknya kemana-mana, pekerjaan, keluarga, semuanya…… Jadi, sebenarnya, simpul dari semua benang kusut saya, ya kasus itu.   Sejatinya, begitu kasus selesai, semuanya bisa mengurai dengan sendirinya. ...

Pertandingan tidak sekedar mencari pemenang

Di film Cars (Disney Pixar – 2006), sang bintang, Lightnin’ Mc Queen akhirnya memilih untuk kalah hanya untuk menolong the King, sang petahana yang mengalami kerusakan.   Lightnin’ berkata bahwa the King harus menyelesaikan balapan terakhirnya.   Kemudian, Tex Dinoco, mendatangi Lightnin’ untuk mengajaknya bergabung di bawah timnya.   Tex Dinoco berkata: Lightnin', there's a whole lot more to racin' than just winnin'.   Saya ingat, terjemahan bebasnya ketika film tersebut sudah didubbing adalah: Pertandingan tidak sekedar mencari pemenang.   Kata-kata itu sangat membekas di hati saya, tertanam di lubuk hati yang paling dalam, di benak, di otak, di dalam pikiran. Saya sayangkan, kalimatnya hanya sampai situ saja: kompetisi tidak mencari pemenang.   Lah, trus mencari apa dong?   Karena kita sudah terbiasa mengikuti segala jenis pertandingan, perlombaan, kompetisi dengan tujuan untuk menang.   Hal itu yang selalu ditanamkan secara turun temu...