Patuh


Ternyata mau patuh itu tidak mudah, sulit malah, hhhh……

Saya baru saja mengalami peristiwa yang bikin putus asa, sampai-sampai saya menangis.  Lebay sih, tapi memang membuat mangkel, sehingga akhirnya saya tak tahan untuk menangis.  Untungnya, akhir ceritanya happy ending, karena saya berhasil patuh walaupun akhirnya dilakukan oleh orang lain.

Awalnya saya pikir semuanya akan lancar karena sudah ada fasilitas pajak online.  Masalah mulai timbul ketika saya diberi tahu bahwa perusahaan saya sudah terdaftar secara online, masalahnya, siapa yang mendaftarkan, karena diperlukan passwordnya.  Saya pun langsung bête mendengarnya, apalagi begitu mendengar laporan bahwa pembayaran pajaknya ditolak bank, sehingga harus ke kantor pos dan ternyata kantor pos pun sudah tutup.  Duh, saya agak kesal, kenapa sih semuanya di last minute.  Namun saya juga tidak bisa marah, karena saya kan minta tolong, jadi apa boleh buat.  Akhirnya, keesokan harinya, pagi-pagi sekali saya sudah mengantri di kantor pos dan pelayanannya sungguh baik, sehingga saya merasa sangat optimis, karena hari masih pagi dan saya sudah duduk manis di kantor pajak dan dapat nomor antrian yang tidak panjang.  Nasib baik nih, pikir saya.

Segalanya berubah ketika menyangkut masalah online.  Ternyata perusahaan saya harus melaporkannya secara online.  Saya pun diminta ke lantai lain, dengan membawa flash disk.  Karena saya tidak menemukan flash disk, saya diminta membeli di toko buku di seberang jalan.  Duh, mana mobil saya sudah pergi lagi, huhuhu. Ternyata, saya menemukan flash disk di tas saya, sayapun bergegas ke lantai atas.  Sesampainya di atas, ternyata diwajibkan bawa laptop.  Duh, saya memang sempat berniat bawa laptop, namun karena saya pikir saya harus naik kendaraan umum, saya mengurungkan niat saya membawa laptop.  Saya telpon pak sopir, ternyata mobil saya sudah jauh.  Huhuhu…..

Saya pun menelpon teman yang membantu menguruskan pajak kami dia bilang, dia saja yang coba membuatkan laporan elektroniknya, jadi saya pun bergegas ke kantornya.  Di perjalanan itulah saya tak tahan, saya pun menangis karena kesal.  Saya hanya membatin, harusnya semua kewajiban yang katanya sudah dibuat mudah, ya memang harus mempermudah.  Jangan karena harus secara elektronik, kemudian yang mempunyai kendala, seperti saya ini, jadi tidak bisa patuh.  Harusnya kan disediakan juga fasilitas untuk orang-orang yang punya kendala.  Huh…..

Akhirnya saya pun minta tolong orang lain untuk melakukannya untuk saya dan tetap saja hari itu tidak selesai.  Saya pun pasrah, karena partner saya sudah bilang, gapapa kita kena denda, yang penting kamu tidak susah.  Keesokan harinya saya tetap waswas karena sampai mendekati tengah hari belum ada kabar dari orang yang saya mintai tolong.  Untunglah, jelang tengah hari, WA nya masuk, isinya foto tanda terima laporan.  Syukurlah….

Ternyata, untuk patuh memang tidak mudah…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Frankly Speaking

Gembolan

On your mark, get set...