Pertandingan tidak sekedar mencari pemenang



Di film Cars (Disney Pixar – 2006), sang bintang, Lightnin’ Mc Queen akhirnya memilih untuk kalah hanya untuk menolong the King, sang petahana yang mengalami kerusakan.  Lightnin’ berkata bahwa the King harus menyelesaikan balapan terakhirnya.  Kemudian, Tex Dinoco, mendatangi Lightnin’ untuk mengajaknya bergabung di bawah timnya.  Tex Dinoco berkata: Lightnin', there's a whole lot more to racin' than just winnin'.  Saya ingat, terjemahan bebasnya ketika film tersebut sudah didubbing adalah: Pertandingan tidak sekedar mencari pemenang.  Kata-kata itu sangat membekas di hati saya, tertanam di lubuk hati yang paling dalam, di benak, di otak, di dalam pikiran.

Saya sayangkan, kalimatnya hanya sampai situ saja: kompetisi tidak mencari pemenang.  Lah, trus mencari apa dong?  Karena kita sudah terbiasa mengikuti segala jenis pertandingan, perlombaan, kompetisi dengan tujuan untuk menang.  Hal itu yang selalu ditanamkan secara turun temurun, begitu juga kita tanamkan pada anak-anak kita.

Namun, kata-kata itu yang terngiang-ngiang di telinga saya ketika Adik minta ikut kompetisi robotic nasional tahun ini.  Duh, saya kok yakin Adik tidak akan jadi juara, karena sudah 3 kali Adik ikut, baik perseorangan maupun kelompok, namun ga pernah menang.  Ya bagaimana ya, Adik kan berkebutuhan khusus, pastilah akan kalah dari anak normal. Karena Adik sulit untuk fokus dan berkonsentrasi dan kurang dapat memahami instruksi, jadi sangat sulit untuk dapat unggul.  Tapi, melihat antusiasmenya ingin ikut di kompetisi, saya pun tak tega, saya pun merogoh kocek dalam-dalam guna dapat membiayai pendaftaran kompetisi.  Saya pikir, Adik pasti belajar sesuatu dari kompetisi ini.

Adik pun semangat sekali mempersiapkan diri untuk ikut kompetisi.  Tiba saatnya, saya pun deg-degan banget melihatnya, namun berusaha untuk tetap tenang.  Untungnya, ini kompetisi ke empat yang Adik ikuti, sehingga dia sudah terbiasa dengan situasi dan kondisinya yang memang penuh persaingan.  Pesertanya begitu banyak, bahkan untuk masuk ke arena lomba saja harus bersaing, hhhh…

Saya pun tidak berani berada di sekitar arena lomba, saya hanya duduk di resto di atas arena lomba hanya untuk memastikan bahwa saya menjemput Adik ketika break.  Pada saat break Adik bercerita bahwa dia lupa bagaimana membuat robotnya.  Adik bilang, di kompetisi sebelumnya, ada petunjuknya, minimal gambar robotnya, sehingga bisa mencontoh, sekarang ga ada.  Yang saya kagum, Adik tidak terlihat panik atau marah.  Saya pun bilang, coba ingat-ingat lagi, nanti kita tanya guru kamu.  Tapi saya juga bilang, gapapa ga menang ya Dik, tapi kamu belajar banyak hal, misalnya, apa saja value dari sekolahmu yang kamu dapatkan?  Adik pun menjawab: confident (percaya diri) dan independent (mandiri).   Saya pun lega, artinya benar, Adik mendapatkan pelajaran berharga.

Sebelum kembali masuk ke arena lomba, saya pun menyempatkan diri menanyakan ke coach nya, supaya Adik ingat.  Saya lihat Adik pun jadi ingat lagi dan semangat masuk ke arena lomba.  Setelah lomba berjalan, saya lihat Adik mulai lupa lagi dan dia mulai tidur-tiduran.  Saya tidak bisa menegurnya, namun tak lama saya lihat Adik mulai berusaha lagi.  Ketika lomba berakhir, Adik tidak dapat menyelesaikan robotnya.  Namun dia dengan percaya diri ke luar arena dan mengembalikan perlengkapan ke coach sembari minta maaf karena lupa. 

Ketika bertemu saya, Adik bilang, aku kalah bu.  Saya pun tersenyum dan berkata, gapapa, tapi sikap apa yang kamu lakukan dan apa value yang kamu dapatkan?  Adik menjawab, confident (percaya diri), independent (mandiri), sabar (patient).  Saya pun menambahkan, yang terpenting kamu tidak panik melihat yang lain sudah jadi, mencoba dan mengambil nilai, kamu bisa tetap tenang dan ibu juga senang karena kamu tetap semangat, tetap berusaha namun pasrah atas hasilnya, karena yang terpenting kamu sudah berusaha nak….

Benar ya kata Tex Dinoco, kompetisi tidak sekedar mencari pemenang……

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Frankly Speaking

Gembolan

On your mark, get set...