Character Building
Character building: improving
certain good or useful traits in a person's character, esp self-reliance,
endurance, and courage.
Saya sungguh beruntung menyekolahkan anak-anak di sekolah
yang ternyata unik, mempunyai program yang berbeda dari sekolah kebanyakan. Awalnya memang anak-anak saya bersekolah di
sekolah yang mungkin bukan merupakan pilihan utama dari teman-temannya, bahkan
orang tua lainnya. Namun, bukannya
berkecil hati, sekarang saya malah bangga telah memilih sekolah ini untuk
anak-anak saya.
Ketika menghadiri Parents Day di sekolah Kakak, saya banyak
bertanya pada pak Rektor, seperti kebiasaan saya dulu ketika Kakak masih duduk
di sekolah menengah. Semakin banyak
penjelasan, semakin banyak pertanyaan saya yang terjawab, semakin yakin saya
bahwa saya memilih sekolah yang baik.
Bahkan saya bilang pada teman-teman saya, saya jadi kepengen sekolah
lagi. Haha.....
Bayangkan, kriteria kelulusan di sekolah Kakak bukan
prestasi akademik semata, namun ada prestasi kegiatan berorganisasi dan
kegiatan sosial, seperti membersihkan mesjid, membantu di rumah yatim piatu, dsb. Nah, kegiatan sosial
ini lah yang membuat saya jadi sangat excited, ingin sekolah lagi.
Sekolah Kakak juga sangat ketat dan canggih. Kami sebagai orang tua diberikan akses untuk
memantau anaknya, jadi kami juga punya Early Warning System, dimana kalo anak
kami mendapat perhatian khusus, kami sebagai ortu harus siap-siap dapat
panggilan ke sekolah. Wah, benar-benar membuat hati saya sebagai ortu tenang, tentram dan damai. Hihi....
Sementara sekolah Adik, yang sepi peminat, ternyata juga
unik dan membuat saya teramat sangat bangga.
Hari ini saya mengantar Adik dan teman-temannya untuk pergi ke acara
Homestay. Semua teman bertanya, homestay
di negara mana? Saya pun dengan
senyum-senyum bilang, homestay di perkampungan yang nun jauh di sana. Teman-teman pun heran, karena biasanya
program homestay adalah di luar negeri.
Sekolah Adik punya program yang menarik, mirip dengan program di
televisi tentang bertukar nasib. Ya, Adik
diharuskan tinggal di rumah orang di kampung dan menjalankan aktivitas bersama
orang tua asuhnya. Kebetulan Adik
tinggal di rumah seorang peternak sapi, jadi selama di sana Adik harus ikut
membersihkan kandang sapi, memberi makan dan juga memerah susu. Sungguh pengalaman dan pelajaran hidup yang
mungkin tidak akan pernah dilupakan Adik seumur hidupnya.
Walaupun sebelum berangkat Adik keliatan khawatir, karena
kakak-kakak kelasnya bercerita bahwa tidak ada air panas sementara daerahnya di
pegunungan yang udaranya dingin, toiletnya pun seadanya, makanan juga seadanya,
tidak ada sinyal telepon, Adik sangat khawatir.
Namun saya kerap membesarkan hatinya.
Benar saja, ketika tadi malam Adik mendapatkan kesempatan menelepon saya
selama 10 menit, suaranya sangat riang, sepertinya Adik sangat bersemangat.
Begitu juga ketika saya melihat foto-foto yang dikirimkan guru-gurunya, saya
pun merasa tenang, dan tentunya bahagia, karena Adik ternyata menikmati
pengalaman ini.
At the end of the day, saya kembali bersyukur, bahwa Tuhan
memang lebih tau yang terbaik bagi saya dan anak-anak saya. Awalnya kami sedih karena tidak diterima di
sekolah favorit, tapi ternyata justru kami mendapatkan sekolah yang di luar
ekpektasi, sekolah yang sangat cocok buat anak-anak saya. Karena anak-anak saya akan menjadi kuat dan
mandiri, secara mereka menghadapai masalah yang berbeda dengan anak-anak lain
karena ibunya berkasus, dan mereka mungkin harus menjalani sebagian hidupnya
tanpa saya pada saat anak-anak lainnya masih didampingi ibunya. Huhuhu......
Komentar
Posting Komentar