God's Timing



God has perfect timing; never early, never late. It takes a little patience and a lot of faith. But it's always worth the wait. 

Untaian kalimat itu selalu terngiang di telinga saya, menyita pikiran saya selama bertahun-tahun, ketika saya mulai ditimpa masalah besar yang rasanya tak kunjung selesai.   Sebagai manusia, saya sering bertanya dalam hati, kapan?  Kapan kah waktu yang tepat itu? Hitungan hari kah, bulan kah, tahun kah?  Sulit sekali untuk menjawabnya, tiada kepastian sama sekali.

Bayangkan, empat tahun sudah saya harus menjalani semuanya tanpa kepastian, segala persiapan sudah sayaa lakukan, tapi waktu itu tak kunjung tiba.  Dan perjalanan empat tahun itu sungguh menyita pikiran, menguras air mata dan juga mematikan api harapan dalam hati dan sanubari saya.  Begitu sulit menjaga api itu tetap hidup, betapa sulit mempertahankan semangat hidup, dan betapa sulit membesarkan hati, menahan diri untuk tidak merasa iri pada orang lain, pada kehidupan orang lain. Dan mungkin yang sangat sulit bagi saya adalah menahan air mata di pelupuk mata agar tidak mengalir di pipi dan dilihat oleh anak-anak.  Duh....

Beberapa kali saya sudah menyiapkan diri, namun ternyata tidak kejadian.  Begitu berulang kali, sampai mungkin saya terlena, saya keasyikan dan mulai melupakan bahwa saya masih punya kasus.  Saya sudah kurang alert lagi.  Nah, begitu saya sudah kembali merasa lebih siap, malahan tidak ada tanda-tanda musibah itu akan saya jalani.  Mengapa selalu begitu ya?  Ketika kita siap, tidak kejadian, namun ketika kita lengah, tiba-tiba musibah itu menimpa.  Ini pun juga menunjukkan God's timing.  Artinya, Tuhan merasa saya sudah siap, walaupun saya tidak menyadarinya.  Duh, berat sekali rasanya...

Mungkin saya lagi mellow ya, sehingga terkesan lebay.  Namun memang, sejak menerima pesan chat dari otoritas  yang selama ini melakukan pembiaran pada diri saya, saya menjadi gamang.  Padahal rasanya semua sudah dipersiapkan dengan matang.  Namun ketika saatnya akan tiba, ternyata saya tidak pernah siap.  Seorang teman berkali-kali bertanya, apakah kamu sudah siap?  Saya bilang, saya tidak akan pernah siap.  Bahkan seorang sahabat saya pun bilang, sebenarnya yang harus disiapkan mentalnya bukan anak-anakmu, bukan keluargamu, tapi dirimu lah yang perlu disiapkan mentalnya.  Dia pun menguliahi saya, anak-anakmu sudah sangat hebat, sangat baik, bisa menerima apa pun yang akan terjadi yang akan menimpamu, tapi malah dirimu yang gamang.  Benar juga ya, bahkan Adik pernah bilang pada saya, jangan bunuh diri ya bu.  Huhuhu.....

Duh, saya juga ga ngerti, kenapa saya menulis ini, karena mungkin pembaca pun tidak akan paham apa yang saya rasakan, namun seperti niatan awal saya menulis di blog ini, menulis ini menjadi semacam katarsis bagi saya, sarana bagi saya untuk menumpahkan semua apa yang ada di kepala, mengeluarkan seluruh uneg-uneg yang di hati, tanpa harus berpikir, apa kata orang nanti.

Baiklah, mungkin ini lah saatnya,  the time has coming.  Maybe, it's time to go....

Maybe, this is the God's perfect timing for me.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...