I'm the Sister of Lil' Bro

Mbak hebat tulisannya.  

Ini pasti tulisan kakak yang nulis deh, bagus banget.  

Ini cerita beneran? 

Beberapa chat WA masuk ke saya setelah saya membagikan tulisan saya tentang Lil’ Bro, the one and only brother of mine.

Saya mengucapkan terima kasih, namun dalam hati saya bilang, bukan saya yang hebat menulisnya, tapi karena tokoh dalam cerita saya yang hebat, maka jadilah cerita saya nampak hebat.  Kamu lah yang hebat Lil’ Bro. Two thumbs up.....

Menulis cerita tentang Lil’ Bro memang merupakan cara saya mengenangnya, cara saya menyalurkan kesedihan.  Setiap orang punya cara yang berbeda untuk menguraikan kesedihannya. Saya memilih untuk berbagi cerita tentang Lil’ Bro.  Karena jujur saja, semakin saya menceritakan tentang dirinya, semakin saya menyadari betapa adik saya ini ternyata orang hebat.  Emang biasa begitu, setelah tiada baru kelihatan kebaikannya.

Tidak terasa, sudah satu minggu Lil’ Bro pergi.  Saya masih sibuk menelusuri karya-karyanya yang bertebaran dengan berbagai nama, identitas yang berbeda, sehingga menyulitkan kami untuk mencarinya.  Untungnya beberapa kali Lil’ Bro cerita kepada ibu, sehingga ibu ingat beberapa identitas yang pernah dia gunakan.  Syukurlah mbah Google juga menemukannya.

Beberapa orang sempat menanyakan sekolah Lil’ Bro, karena melihat kemampuannya yang sangat mumpuni.  Saya pun bercerita bahwa Lil’Bro berhenti sekolah.  Di Universitas yang pertama dia merasa bukan minatnya, kemudian di Universitas yang kedua dia berhenti karena terlalu gampang.  Waktu dia bilang terlalu gampang, saya sempat marah, saya bilang, sombong banget kamu.  Namun sekarang saya paham kenapa dia mengeluhkan hal tersebut, karna tanpa sekolah pun dia mampu membuat software yang rumit.  Bahkan salah seorang musisi mengirimkan belasungkawa sambil memuji-muji kemampuan dia.  Baiklah, ternyata kamu pinter ya Lil’ Bro, saya selalu underestimate dirimu.  Hhhh....

Teman saya pun bilang, banyak orang yang putus sekolah tapi jadi sukses, mulai dari Bill Gates, Mark Zuckenberg, dll.  Teman itu bilang, adikmu sebenarnya bisa jadi miliader juga seperti orang-orang itu.  Saya pun bilang, tidak, Tuhan menciptakan adik saya bukan untuk jadi miliader, melainkan untuk jadi ‘Nobody’.  Bayangkan, dia punya kakak-kakak yang networknya luas, yang bisa dia manfaatkan untuk memonetasi hasil karyanya, tapi dia memilih membagikan itu secara gratis kan.  Yah, begitulah Lil’ Bro.  Dia ga perlu nama, ga perlu terkenal, ga perlu merek, ga perlu kekayaan, kemewahan, dia cuma perlu alat atau softwarenya berfungsi, bermanfaat, ada yang kasih feedback untuk terus mengasah kemampuannya.

Dan saya pun termenung sendiri.  Saya jadi sangat paham bahwa Tuhan menciptakan Lil’ Bro sebagai Nobody yang hidup dalam kesenyapan namun sangat mampu untuk berbagi.  Dan saya baru menyadari, bahkan dalam kesenyapan ini, setelah kepergiannya, Lil’ Bro masih berbagi, berbagi pelajaran penting bahwa kita bisa bermanfaat tanpa perlu ketenaran, karna ilmu yang dia tinggalkan akan terus digunakan oleh orang banyak, akan terus bermanfaat.  Bukankah ilmu yang bermanfaat dan amal itu yang kita bawa pulang?  Bukan ketenaran atau kekayaan.

Setelah kepergianmu saya baru menyadari, bahwa sebenarnya dirimulah hakikat sebenar-benarnya seorang 'Somebody’, dengan kiprahmu itu, dengan segala manfaat yang kamu berikan. Sayangnya ga ada yang tau.  Hhhh....

Kamu tau bro? Betapa bangganya saya padamu bro, betapa ingin saya keliling dunia – ibaratnya show tour keliling dunia – dan ketika saya akan tampil di panggung, MC nya mengumumkan: Please welcome, the sister of Lil’ Bro.  Lebay ya bro?  Tapi itulah perasaan saya padamu saat ini.  Yes, I’m the sister of Lil’ Bro......

Rest in Peace 01.01.21

Dedicated to my one and only brother.  I’m very proud of you....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...