Mager
Mager: males gerak. Kata ini biasa digunakan oleh anak gaul zaman sekarang untuk mengisyaratkan bahwa mereka malas untuk kemana2 atau malas untuk berpindah tempat. Istilahnya ketika seseorang sudah PW (posisi wuenak) di suatu tempat.
Akhir-akhir ini memang saya mager banget, lebih senang
mengerjakan hal-hal yang menyenangkan hati saya, seperti bermain game atau
jalan-jalan di pasar atau mall. Malah,
karena baru rebranding, saya malah lebih senang mematut-matut diri di cermin,
hal yang dulu ga pernah saya lakukan, ga gw banget deh. Tapi itu jadi saya lakukan sekarang. Ga tau kenapa, rasanya malas sekali mikir,
atau melakukan pekerjaan yang harus mikir.
Males banget rasanya harus membuat janji bertemu pejabat,
mem follow up proposal, bahkan ditawari pekerjaan pun tidak saya tanggapi. Kalau
ga terpaksa, saya berusaha ngeles supaya menghadap pejabat atau meeting di
instansi yang bersifat formil.
Buka email pun belum tentu setiap hari, baca berita juga
beberapa hari sekali, bahkan menonton TV pun jarang saya lakukan. Menulispun semakin jarang saya lakukan,
padahal ada banyak ide di kepala yang harusnya dapat saya tuangkan menjadi
begitu banyak artikel yang bisa saya sharing.
Yah, ga tau kenapa, bener-bener mager….
Namun ketika saya didatangi petugas yang menanyakan kenapa
saya sudah lama tidak mengikuti pelatihan profesi, saya pun jadi tersadar. Lah, ketemu orang aja malas, apalagi ikut
pelatihan, hihi. Yang kemudian juga
membuat saya tersadar, ketika saya dimintai laporan kegiatan saya sebagai salah
satu pengurus ikatan alumni. Yah,
terpaksa lah mulai buka laptop.
Nah, apalagi ketika melihat tagihan makin banyak, akhirnya
saya mulai waswas. Biasanya saya rajin
sekali mengadministrasikan pengeluaran-pengeluaran saya, sehingga tidak pernah
terkaget-kaget akan tagihan yang datang.
Saya bahkan berbulan-bulan mendiamkan properti saya, padahal seorang
teman sudah mengajarkan bagaimana mengiklankannya. Dengan melihat tagihan ini, saya jadi
tersadar, bahwa saya harus mencari penghasilan, harus bisa membuat properti
saya produktf.
Akhirnya hari itu saya bertekad untuk melawan mager saya ini. Saya pun memulainya dengan membuat artikel
untuk profesional blog saya. Benar saja,
begitu saya memulainya, semua seakan mengalir begitu saja. Membuat laporan dan memasang iklan properti saya,
semuanya terasa mudah, ringan saja melakukan semuanya. Dan semua menjadi kembali ke semula lagi,
sampai akhirnya saya menulis tulisan ini, untuk di sharing kepada semua agar
semua dapat memetik manfaatnya.
Ayo bergerak!!
Komentar
Posting Komentar