Beri Kesempatan
Berapa kali kita pernah bilang ke orang lain, beri
kesempatan kedua, atau beri kesempatan lagi.
Biasanya kita mengatakan hal tersebut apabila orang tersebut melakukan
kesalahan atau mengecewakan kita.
Tapi sebenarnya, pernahkan kita berpikir, berapa kali sih
kita bisa memberikan kesempatan pada seseorang yang melakukan kesalahan? Satu
kali atau dua kali, atau berapa kali?
Sepertinya tidak ada standar yang bisa dijadikan pegangan. Coba diingat-ingat, pasti kita menerapkan hal
berbeda untuk orang berbeda atau kasus yang berbeda.
Saya sendiri bisa sangat ekstrim, memberikan kesempatan
berkali-kali, atau malahan tidak memberikan kesempatan sama sekali. Duh, kejamnya saya....
Saya pernah tidak memberikan kesempatan sama sekali kepada
seseorang yang ga tau kenapa tapi saya ga percaya aja. Saya merasa, ga ada gunanya ini orang dikasih
kesempatan kedua.
Sebaliknya, saya pernah begitu permisif, memberikan
kesempatan berkali-kali pada seseorang yang sudah pernah beberapa kali
mengecewakan saya. Mungkin orang akan
menilai saya begitu bodohnya, dikecewakan berkali-kali, tetapi tetap memberikan
kesempatan. Mungkin orang akan berpikir,
begitu mudahnya saya terpedaya. Namun,
memang benar, saya kok rasanya begitu sabar menghadapinya, begitu pengertian. Heran juga....
Nah, sekarang saya menghadapi masalah yang ditimbulkan oleh
seorang teman saya. Saya sebenarnya
sudah bertekad untuk permisif, untuk memaafkan dan memberi kesempatan, namun di
sisi lain, begitu banyak orang sekitar yang mengingatkan saya. Duh, saya jadi bingung.
Saya orang yang selalu menggunakan hati saya, bertanya pada
hati nurani ketika akan memutuskan sesuatu.
Walaupun saya pernah juga terjerumus karena keputusan saya, namun saya
kok tetap percaya, just follow your heart......
Sebenarnya, semua orang berhak atas kesempatan kedua. Sesuai keyakinan saya, bahwa orang harus tahu
kesalahannya supaya dapat memperbaikinya, artinya orang harus diberikan
kesempatan kedua, karena di kesempatan kedua ini lah dia dapat memperbaiki
kesalahannya.
Namun, ketika menghadapi masalah ini dan saya dihadapkan
pada dua pihak yang berseberangan, namun keduanya menurut saya mempunyai
kesalahan, saya bingung kenapa saya dengan yakin tidak memberikan kesempatan
kedua bagi satu pihak, sementara pada pihak satunya saya galau, super
galau. Saya galau karena maksud hati
ingin memberikan kesempatan, namun di hari yang sama saya kok malah dapat
informasi dan masukan lainnya yang berbeda dengan tekad saya. Jadi, saya harus apa ya? Saya sampai mengirim pesan ke si "the
first to call" saya: please help
me. Lebay memang, tapi begitulah
perasaan hati saya, bingung dan panik, ketika mendengar informasi baru. Sang sahabat pun bilang, cobalah berpikir
dengan tenang sehingga kamu bisa menganalisanya.
Saya tetap galau, karena semakin saya gali informasinya,
semakin mengkhawatirkan. Duh, ada rumusnya ga sih untuk menentukan berapa kali
kesempatan yang bisa kita berikan?
Komentar
Posting Komentar