Hati Adalah Pemenangnya


Hari itu saya berharap sekali dapat menghadiri acara besar yang ada di kota saya, namun sampai H-1, tiada satu pun teman saya yang saya ketahui mau menghadiri acara itu.  Jadi hari itu saya mengisinya dengan kegiatan rutin, rapat pagi dengan teman-teman, breakfast meeting lah.  Entah kenapa, saya memilih jalan yang berbeda, saya bilang sama pak sopir, saya ingin liat keadaan, katanya banyak sekali peserta acara dari luar kota yang akan hadir.  Saya ingin melihat antusiasme para peserta. 

Benar saja, rute yang saya pilih banyak berpapasan dengan bus-bus besar yang mengangkut peserta acara dari luar kota.  Saya pun kena macet total, kalo di Waze dibilang "standstill".  Bahkan saya sempat bersebelahan dengan mobil sang pemimpin yang entah menuju kemana, namun ikut terhambat lajunya oleh kepadatan para peserta acara.

Di sepanjang jalan, selain bertemu dengan bus-bus besar, saya bertemu dengan rombongan yang menumpang mobil bak terbuka, rombongan motor, bahkanpejalan kaki.  Semuanya memanjatkan puja puji untuk yang Maha Kuasa.  Tak terasa saya pun ikut bergumam memanjatkan pujian.  Di situlah hati ini mulai tergetar.....

Ketika akan mendekati tempat meeting, sebuah panggilan telepon masuk.  Dari seorang teman yang sebenarnya ingin menanyakan masalah proyek yang sedang kami incar.  Tiba-tiba saya terpikir bahwa teman yang satu ini pasti akan pergi ke acara besar itu, sehingga terlontar pertanyaan saya, apakah dia akan mendatangi acara itu, kalau iya, saya ingin ikut.  Benar saja, ternyata dia ikut dan membolehkan saya ikut rombongannya.

Saya pun buru-buru membatalkan rapat, walaupun saya sudah sampai di lokasi rapat.  Saya bilang pada teman-teman, ini panggilan hati, panggilan jiwa.  Ini peristiwa penting yang mungkin tidak pernah dapat saya alami lagi.  Untunglah teman-teman memaklumi.

Tak lama saya pun dijemput dan bergabung dengan rombongan teman-teman ke acara itu.  Memang kami sempat terhambat di jalan, namun begitu kami memutar dan memilih rute lain, jalanan sangat lancar sehingga mobil yang kami tumpangi dapat mendekati lokasi acara, walaupun sudah tidak dapat masuk ke lokasi.  Kami pun menyambung perjalanan dengan berjalan kaki.  Di tengah jutaan peserta yang memanjatkan puja-puji, hati saya semakin bergetar dan saya pikir,  hati siapa yang tidak akan tergetar?

Namun karena saya sudah ada janji dengan si Kecil, maka saya tidak dapat mengikuti acara sampai selesai, saya pun pamit pada rombongan.  Mereka sempat mengkhawatirkan saya, bagaimana saya bisa pulang ke rumah di tengan ramainya orang dan kemacetan di sekitar lokasi acara.  Saya bilang, tenang saja, kita ke sini begitu mudahnya, saya pasti dapat kemudahan juga untuk pulang.  Benar saja, saya mendapati taxi kosong tidak jauh dari lokasi, sehingga saya tidak perlu berjalan kaki menempuh jarak yang jauh.  Syukurlah.

Ketika saya menonton televisi di rumah, saya melihat sang pemimpin, yang tadinya menghindar dari acara ini, ternyata akhirnya memutuskan untuk hadir di tengah-tengah peserta acara besar ini.  Berdasarkan berita-berita yang saya baca, sang pemimpin mendadak ingin menghadiri acara itu, sehingga mengagetkan banyak pihak.

Saya sangat terharu, karena saya yakin, sang pemimpin tergetar harinya melihat peserta acara yang jumlahnya sangat banyak dan semuanya memanjatkan doa dan pujian.   Ya, saya yakin, sebagai seorang manusia, sang pemimpin pasti tergetar hatinya karena sepanjang perjalanan melihat begitu banyak peserta dan bergemanya puja puji. Sang pemimpin mengikuti kata hatinya, sehingga mengambil keputusan yang sangat tepat.

Saya pun menyimpulkan, hati lah pemenangnya, bahwa sang pemimpin dibimbing oleh hatinya, dan menolak masukan-masukan bawahannya yang bertentangan dengan hatinya.  Pertentangan batinnya pun akhirnya dimenangkan oleh hatinya.  Just follow your heart....

Hati lah yang mengatur semuanya, menggetarkan jiwa, menggerakkan raga.

Bersyukurlah kita yang masih punya hati....

Dedicated to AksiSuperDamai212

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...