Hmm... That Smell!
Kami baru saja membeli seember ayam goreng di restoran cepat saji terkenal dan bersiap akan pulang. Saat itu musim panas, jadi kami memang membuka kaca mobil kami. Ketika 2 orang nenek melintas di samping mobil kami di pelataran parkir, seorang nenek berkata pada temannya: Hmmm, that smell! Kami pun buru-buru pergi, karena ga tega juga liat nenek-nenek itu ngiler mencium bau ayam goreng kami. Kami sendiri sudah lama ga makan ayam goreng, karena uang kami menipis dan kami hanya makan mie instan sekali sehari, jadi apa boleh buat ya granny, we cannot afford to buy you fried chickens, huhuhu.
Itu dulu, ketika masa kuliah di Amerika dengan kiriman uang dari
ortu yang terbatas, nyaris ga ada sih, dan hasil kerja serabutan suami saya,
cuci piring, potong rumput, dll. Oh ya, hasil saya menghemat uang juga sih.
Kata-kata dan pandangan nenek-nenek itu terus terbayang-bayang
sampai sekarang. Setiap saya mencium bau
makanan yang menggugah selera, saya inget nenek-nenek itu. Kadang-kadang timbul penyesalan juga, kenapa
sih saya ga bagi aja ayam saya ke 2 orang nenek itu, lah saya beli yang bucket.
Dan baru-baru ini kejadian juga urusan "that
smell". Saya selalu menukarkan poin
belanja saya apabila belanja di mall langganan saya. Hari itu, saya baru saja beli pizza sembari
mau pulang, saya pun mampir di redemption counter. Pizza yang saya bawa menebarkan aroma
menggugah selera, sehingga para petugas
di counter ikut menghirup harumnya. Saya
pun jadi ga enak hati, saya berikan 1 buah pizza untuk para petugas itu. Untungnya saya memang melebihkan 1 buah
pizza, jadi anak2 tetap bisa menikmati pizza sementara saya bisa berbagi. Saya pun jadi merasa lebih baik, setelah
selama bertahun-tahun dihantui kata-kata nenek-nenek dulu. Di sisi lain, saya jadi lumayan terkenal di
antara para penjaga counter, setiap ketemu mereka di mall, walaupun bukan di
counter, mereka selalu berusaha menyapa saya.
Hari ini pun kejadian lagi.
Saya harus membeli makanan untuk anak-anak saya, namun panggilan dari
optik perlu segera saya penuhi. Saya pun
mengunjungi optik dan justru jadi punya ide untuk menitipkan makanan anak-anak,
untuk kembali meneruskan belanja. Namun
ketika akan kembali ke optik untuk mengambil titipan makanan saya, saya jadi
ingat "that smell". Saya pun
membelikan sang penjaga optik makanan yang sama, sehingga dia bisa menikmati
makanan yang baunya dia cium selama saya menitipkan makanan saya. Ketika saya memberikannya, dia pun sumringah,
karena dapat menikmati makanan, bukan hanya mencium baunya. Kembali saya terngiang-ngiang kata-kata
nenek-nenek Amerika itu, yang kembali mengingatkan saya atas penyesalan, betapa
saya seharusnya membagi mereka dulu.
Ternyata, kita kadang-kadang harus peka. Bahwa hal kecil, biaya yang dikeluarkan pun
tidak seberapa, dapat membuat orang lain bahagia....
Komentar
Posting Komentar