Nomor Paling Buncit



Saya baru saja mendapatkan hasil-hasil ulangan dan Try Out Adik.  Dengan bangga dia menunjukkan nilai nya yang membuat saya bangga dan mata berkaca-kaca.  Bagaimana tidak, Adik di kelas satu dulu sempat dikatakan tidak akan naik kelas.  Adik juga divonis berkebutuhan khusus, sehingga selama bertahun-tahun saya membawanya terapi untuk berbagai kekhususannya itu.

Sejak saya tau bahwa Adik berkebutuhan khusus, saya selalu menyiapkan diri untuk menerima kenyataan kalau Adik akan selalu jadi nomor paling buncit di sekolah.  Awalnya saya sedih, ya gimana ya,  saya hampir bisa dikatakan selalu juara, hihi, si Kakak pun nilainya bagus terus, sehingga saya bisa tidur nyenyak.  Nah, kalau ke sekolah Adik, saya selalu menyiapkan mental untuk mendapatkan wejangan khusus dari para guru, bahkan Kepsek.  Hhhh....

Tetapi hari-hari terakhir ini saya seperti mendapat pelajaran berharga, bahwa jangan pernah underestimate anak kita.  Hasil Try Out Adik cukup baik, jauh di atas perkiraan saya.  Adik selalu masih di urutan tengah atas, bahkan ketika Adik sedang demam dan memaksa ikut tes, hasilnya masih baik.  Saya pun mengikutsertakan Adik di berbagai Try Out, hasilnya selalu masih di peringkat tengah, tidak pernah di peringkat bawah, apalagi di nomor paling buncit.

Dan hari ini, ketika saya ngobrol dengan Adik, akhirnya kami mengenang masa kelas satu dulu, ketika Adik hampir diputuskan tidak naik kelas karena dianggap sulit diatur.  Saya bercerita bahwa waktu itu saya ngotot ingin memindahkan Adik ke sekolah lain, karena saya tidak bisa membayangkan apabila Adik tidak naik kelas di kelas satu, itu akan menjadi label bagi dirinya seumur hidup.  Akan jadi bahan tertawaan teman-temannya, akan jadi bahan bullying. 

Dan saya pun menangis dalam hati ketika Adik bilang, untung ibuku ngotot supaya aku naik kelas, kalau ga aku akan menanggung malu seumur hidup.

Ya, untung saya ngotot agar Adik bisa mendapatkan shadow teacher yang saya bayar sendiri untuk mendampingi selama proses belajar mengajar, sehingga ada yang membantu guru-gurunya mengatur Adik selama di dalam kelas.  Dan saya sekarang bisa melihat hasilnya, melihat hasil perjuangan saya yang penuh air mata untuk memperjuangkan pendidikan buat Adik, melihat bagaimana Adik akhir-akhir ini sering mendapatkan nilai 100, nilai sempurna, tidak ada salah dalam mengerjakan soal ulangan.

Dan ini benar-benar pelajaran berharga buat saya, jangan pernah meremehkan anak!

I love you Adik, I'm very proud of you......

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...