Panggilan dari Sekolah
Coba hitung, berapa kali kita sebagai ortu mendapat panggilan dari sekolah? Bukan undangan lho, tapi panggilan, mau itu diminta hadir di sekolah, atau hanya berupa panggilan telepon dari guru atau kepala sekolah. Mungkin saya termasuk ranking papan atas kalo urusan dipanggil sekolah. Wkwkwk....
Waktu si kakak masih kecil, saya jarang mendapat panggilan,
jadi saya tenang-tenang saja lah, karena si kakak memang kecilnya anak yang
pendiam, malah jadi sasaran bully, jadi tidak pernah saya kena panggil sekolah.
Sebaliknya si adik, karena berkebutuhan khusus, ulahnya
macam-macam. Mulai dari playgroup, TK,
SD, ada saja panggilan yang mampir di telepon saya. Beberapa kali bahkan saya diminta datang
menghadap Kepsek. Fuih.....
Pernah suatu ketika, saya mendapatkan panggilan telepon dari
wali kelas adik, di tengah rapat pimpinan kantor saya yang saat itu membahas
target pendapatan kami sebanyak 1 Triliun.
Saya terpaksa pura-pura ke toilet untuk dapat menerima panggilan penting
dari wali kelas itu. And guess
what? Sang walas bilang, adik mematahkan
penggaris plastik temannya dan harus diganti esok hari. Tau harga penggarisnya? Ga sampe 10 ribu. Saya pun ngakak sendirian di toilet,
bayangkan saya tengah membahas hal yang nilainya 1 triliun tapi saya
terbirit-birit terima telepon untuk membahas hal yang nilainya ga sampe 10
ribu. Wkwkwk.....
Berbagai panggilan saya terima karena Adik sering out of the
box. Hihi, itu cara saya memandang
positif semua tingkah laku Adik yang berbeda dengan teman-temannya. Tapi saya menjalani semuanya dengan riang
gembira. Yah, mau gimana lagi...
Eh, setelah agak besar, Kakak malah mulai unjuk gigi. Dia mulai sering bikin story di
sekolahnya. Walhasil, saya pun jadi
langganan dipanggil ke sekolahan Kakak.
Hihihi....
Dan hari ini, di tengah meeting penting dengan para pejabat,
dimana saya harus melakukan presentasi di hadapan para petinggi itu, HP pun
saya silent. Begitu selesai, saya liat
ada beberapa miskol dari walas dan bahkan Wakepsek Kakak. Saya pun deg-degan, karena Kakak tengah Ujian
saat ini. Tadi malam saya liat dia
begadang karena belajar. Yang terlintas
di benak saya adalah, Kakak bikin masalah di ujiannya, apa jangan-jangan Kakak
ketiduran di tengah ujian ya? Duh....
Saya pun berkali-kali coba telepon balik, ga bisa juga. Sesampainya di rumah, saya tanya Kakak, dan
dia bilang, Mama terpilih jadi wakil orang tua murid yang akan diwawancara
penilik sekolah. Wah, saya tanya kenapa
diriku? Kakak ga bisa menjawab.
Keesokan harinya, di WA grup ada kedukaan dan semua mulai
janjian mau melayat, saya bilang saya agak siang karena harus datang ke sekolah
kakak karena jadi wakil ortu. Ternyata, teman-teman saya kagum dan memberi
selamat, katanya saya hebat, saya pilihan.
Hah, masak? Saya pikir
biasa-biasa aja.
Ketika datang di sekolah, ternyata memang benar, Wakepsek
memberi penjelasan bahwa hanya 2 orang yang dipilih mewakili 288 ortu. Wih, artinya benar, saya memang pilihan,
cie.....
Anyway, saat wawancara pun sang penilik agak kaget ketika
mengetahui bahwa anak saya bukan juara, bukan berprestasi, malahan bermasalah,
sehingga saya sering dipanggil.
Kesimpulannya, seperti keterangan wakepsek dan walas, saya
memang dipilih karena saya, bukan karena prestasi anak saya. Dan beliau-beliau bilang, terima kasih saya
bersedia dan telah menjawab dengan baik dan membawa nama baik sekolah, sehingga
mereka bilang, mereka tidak salah pilih.
Wah, ternyata memang bangga juga ya kali ini dapat panggilan dari
sekolah. Hihihi....
Komentar
Posting Komentar