Doors


When one door of happiness closes, another opens; but often we look so long at the closed door that we do not see the one that has been opened for us – James Van Praagh

Betul, kita kadang-kadang terus menerus melihat ke pintu yang telah tertutup itu, jadi tidak menyadari ada pintu lain yang terbuka.

Pintu memang sering menjadi ibarat, seperti rejeki, kesempatan, jalan keluar, dan lain-lain.  Namun semua pada dasarnya sama, masalah pintu yang terbuka dan pintu yang tertutup.  Open and closed doors.

Nah, kejadian sebaliknya adalah pada sahabat saya ini.  Dia begitu takutnya pada kejadian yang ada, sehingga justru pintu yang terbuka dia tutup rapat-rapat dan dia malah terperangkap di dalamnya.  Padahal, jalan keluarnya, tinggal buka saja pintu yang dia takuti itu.

Ketakutan akan kejadian yang pernah menimpanya membuat dia jadi trauma dan selalu terbayangkan bahwa apabila jalan keluar yang dia tempuh adalah yang terbentang di depannya, maka hal yang sama akan menimpanya.  Dia bilang, dia sudah hidup nyaman sekarang, setelah kejadian itu, sehingga dia tidak mau kehilangan kenyamanan ini dan kembali ke masa dulu. Hal ini membuat dia malah menutup pintu itu.  Padahal menurut saya, dia harus mulai menganalisa, sebelum memutuskan untuk menutup pintu yang terbuka itu.  Pertama, kejadian yang pernah menimpanya apakah disebabkan oleh masalah yang sama dengan masalah dia saat ini?  Ternyata masalahnya berbeda.  Kedua, dengan adanya kejadian yang pernah menimpanya, artinya dia sudah tahu apa akibatnya, sehingga dia bisa lebih siap menghadapinya, lebih well prepared. Toh, setelah kejadian itu, dia tetap survive, tetap hidup baik-baik saja, bahkan merasa nyaman sampai sekarang.  Ketiga, kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi.  Belum tentu, ketakutan akan kejadian traumatik itulah yang akan terjadi apabila dia memilih pintu yang terbuka ini.  Jadi, saya pikir, worth to try!

Memang, cara pandang orang berbeda-beda, namun saya pikir, kita harus tetap tenang, tidak boleh ketakutan berlebihan, apalagi panik, terutama di saat-saat kita harus membuat keputusan penting.  Karena, memutuskan sesuatu dalam keadaan panik, bisa berakibat tindakan yang kita ambil tidak rasional dan malah merugikan diri kita sendiri.  Take a deep breath, and relax, then decide…

Ya, semuanya pasti ada jalan keluar, tinggal bagaimana kita menyikapinya dan belajar dari pengalaman ini untuk menghadapi masalah-masalah baru yang akan timbul di depan.

If you live in fear of the future because of what happened in your past, you will end up losing what you have in the present.

Fear is not real.  It is the product of thoughts you create.  Danger is very real, but fear is a choice.  The choices are: Forget everything and run or Face everything and rise.  The choice is yours!


Dedicated to my best friend who is in fear right now.  Please don’t panic, I’ll help you….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...