Lay off


Lay off: a discharge, especially temporary, of a worker or workers; synonyms:   dismissal, discharge; More informal sacking, firing; downsizing; the sack, the boot, the ax; a period during which someone does not take part in a customary sport or other activity.

Memang berat kalau kita harus melakukan lay off, apa pun alasannya.  Yang pasti, for the sake of the company, itu yang harus kita selalu pegang teguh.  Bukan karena alasan pribadi atau golongan.

Minggu lalu, teman saya baru saja memberhentikan salah seorang pegawainya, dan ternyata suami sang pegawai malah mengirimkan pesan yang mengancam, ckckck….

Dulu, ketika saya pernah ditugasi untuk mengelola teman-teman sekantor, saya pun pernah dengan sangat terpaksa, memberhentikan salah seorang pegawai senior.  Tapi alasan saya cukup kuat, sebagai pegawai senior, harusnya dia kan jadi panutan, eh, ini malahan dia memberikan contoh buruk.  Dia selalu datang pagi-pagi, melakukan presensi, kemudian menghilang, datang lagi ke kantor untuk melakukan presensi pulang. Duh, bener-bener bikin mangkel.  Terpaksalah saya proses pemberhentiannya.  Yang ada di kepala saya cuma satu, kalau saya tidak memberhentikan orang ini, saya telah menzalimi karyawan lainnya yang bekerja dengan baik, karena saya tidak adil, membiarkan orang yang seenaknya ini menerima gaji tanpa harus bekerja.  Bener kan?

Urusan memberhentikan pegawai di rumah pun kadang-kadang bikin pusing, karena menyangkut hajat hidupnya, sehingga saya tidak mau membuat orang jadi sakit hati dan dendam kepada saya.

Nah, kadang-kadang kita harus punya strategi yang jitu dalam memberhentikan orang, apalagi zaman seperti sekarang dimana orang sudah melek hukum dan banyak ahli hukum yang bersedia untuk membela orang yang kita berhentikan, yang mereka anggap dizalimi.  Jadi, semuanya harus dipertimbangkan masak-masak dan dipelajari betul situasi dan kondisi terkait hukum dan peraturannya.  Sebenarnya, yang paling enak sih kalau orang yang akan diberhentikan itu dibujuk dan dikondisikan supaya mengundurkan diri, nah, itu baru aman.  Win win lah pokoknya.

Anyway, hari ini teman saya curhat lagi, katanya ada yang perlu dievaluasi kinerjanya, dan ujung-ujungnya kayaknya harus diberhentikan dan dia minta bantuan saya untuk memberhentikan.  Duh, saya jadi membatin dalam hati, saya pikir setelah saya lepas dari perusahaan yang lama, saya tidak harus pusing karena harus memberhentikan orang, ternyata, bisnis sendiri pun perlu punya  kekuatan untuk memberhentikan orang, mungkin malah harus lebih tega, karena for the sake of my own company…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Frankly Speaking

Gembolan

On your mark, get set...