Mencari Bentuk


Ternyata butuh waktu dua tahun bagi saya untuk mencari bentuk kehidupan saya yang baru, setelah selama belasan tahun menjalankan rutinitas di suatu korporasi.  Awalnya, saya sempat bingung, gelap gulita rasanya, ketika tiba-tiba diberhentikan tanpa ancang-ancang, sehingga saya tidak punya perencanaan sama sekali.

Awalnya, memang saya berusaha mencari pekerjaan seperti dahulu, mencari pekerjaan yang 9 to 5.  Namun, karena status saya yang tidak normal ini membuat saya selalu ditolak bekerja pada tahap akhir, ketika saya menjelaskan status saya, karena saya tidak ingin perusahaan yang merekrut saya seperti membeli kucing dalam karung.  Sedih memang, selalu ditolak….

Untuk bisa survive, saya pun mencoba berbagai cara untuk mendapatkan penghasilan,  untuk membiayai hidup kami.  Kondisi ini lah yang akhirnya membuat saya belajar banyak hal baru, menambah pengetahuan dan pengalaman saya dalam menjalani hidup.

Satu hal yang saya pegang teguh adalah, bahwa hidup sudah diatur.  Selalu ada hal baik yang bisa kita ambil hikmahnya dalam setiap kejadian.  Dan saya juga percaya, rejeki sudah ditetapkan, tidak akan tertukar.  Jadi, saya jalani saja hidup saya dengan terus berpikiran positif, dibikin asik aja….

Pada awalnya, saya ga betah juga, bayangkan, jam 3 atau 4 sore sudah tiba di rumah, sementara kalau saya bandingkan dengan kehidupan saya sebelumnya, saya selalu pulang larut.  Saya sempat merasa tidak berguna.  Namun setelah berjalan beberapa bulan, saya mulai menikmati hal itu, saya merasa itu privilege, bisa sampai di rumah jam 4, jadi terhindar dari kemacetan, bahkan bisa tidur siang, atau sore, yah take a nap lah.  Sementara, teman-teman saya masih di kantor dan ketika pulang kantor terjebak macet.  Pasti bête lah….

Maka ketika sempat ada perusahaan yang ingin merekrut saya 9 to 5, saya mulai enggan, saya mulai mencari-cari alasan untuk menolak dengan halus.  Padahal dalam benak saya, terbayang malesnya saya apabila harus bermacet-macet ria di pagi hari saat berangkat kerja dan kemudian di sore hari saat pulang kantor.

Nah, setelah itu, saya memang berhenti mencari pekerjaan 9 to 5.  Saya jadi lebih tertarik kepada penawaran-penawaran kerja yang lebih longgar, tidak ada keharusan datang ke kantor, tidak ada jam kerja.  Jadi saya hanya menerima  penawaran kerja yang berdasarkan hasil, bukan proses.  Saya pun juga mulai membangun bisnis pribadi dan benar-benar ingin fokus karena ternyata perjalanan bisnisnya cukup baik, di luar dugaan saya.  Bahkan, saya sempat menolak diajak bergabung ke perusahaan yang sebenarnya persyaratan kerjanya sudah sesuai dengan yang saya inginkan, tidak ada jam kerja, tidak harus ke kantor.  Saya bilang sama pemiliknya, saya ingin seperti dirimu, ingin membesarkan bisnis saya sendiri.  Akhirnya, setelah dibujuk-bujuk, saya pun mengalah dan bergabung dengannya, sambil terus mengembangkan bisnis pribadi saya dengan teman-teman.  Yang kemudian terjadi, bisnis pribadi saya malah berkembang, karena beberapa perusahaan yang merekrut saya membolehkan saya dan teman-teman bergabung.  See, semuanya ternyata bisa berjalan beriringan.  Banyak bisnis gabungan yang kemudian terbentuk di antara perusahaan-perusahaan yang saya terlibat di dalamnya.

Dan, hari ini ketika berbincang-bincang dengan seorang kolega saya di perusahaan sebelumnya, saya pun bilang, sekarang saya malah menikmati bisa sampai di rumah jam 4.  Malah saya dengan sombong bisa bilang ke teman-teman saya, jangan harap telpon akan saya angkat pada jam-jam segitu, walaupun itu jam kerjamu, karena saya sedang take a nap.  Hihihi….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Teman Sebangku

On your mark, get set...