Me Time
Me time: one's own personal time to be alone; time spent relaxing on one’s own as opposed to working or doing things for others, seen as an opportunity to reduce stress or restore energy.
Saya tadinya paling tidak percaya bahwa orang butuh “me time”. Teman-teman saya suka bikin status “me time”
di medsos nya, biasanya sih para kaum hawa, para ibu, me time nya sama dengan
nyalon, mani-pedi, dll. Saya suka ga
habis pikir, gimana ya anak-anaknya? Apalagi
kalau yang masih kecil-kecil, siapa yang jaga anak-anaknya? Saya sendiri ga pernah tuh nyalon
berlama-lama, berleha-leha, karena pasti si kecil nungguin. Jadi, kalau ke salon, ya cuma potong rambut
aja, daripada si kecil manyun, hihi.
Anyway, akhirnya saya bisa merasakan perlunya “me time”
setelah begitu sumpek rasanya, begitu banyak yang berseliweran di kepala.
Pagi itu, saya tiba-tiba malas ketemu orang. Mendadak, janji-janji pada hari itu pun saya
batalkan, saya cuma ingin sendirian. Ga
tau kenapa. Ada teman-teman yang
mengajak pergi pun saya abaikan. Saya
hanya ingin sendirian. Saya pergi ke
kantor pajak, ke kantor notaris, ke bank, mengurus ini itu sendirian, just want
to be alone. Setiap duduk menunggu atau
mengantri, saya hanya diam saja dan mengamati orang-orang sekitar saya dan
tumben, ga ada satu pun yang saya kenal.
Padahal, saya sering kali mengalami pertemuan yang tidak terduga. Namun ternyata, ga betah juga saya sendirian,
akhirnya saya memutuskan mau chit chat dengan salah seorang sahabat saya, dan
kami sempat berencana akan berbelanja, minimal window shopping lah. Namun, untung tak dapat diraih, malang tak
dapat dihindari, ternyata sang sahabat mendadak rempong, karena ada force
majeur di kantornya. Jadi lah saya
akhirnya berbelanja dan window shopping sendirian.
Saya tidak menyadari bahwa itu lah me time saya, sampai
ketika chatting keesokan harinya dengan sahabat penulis saya. Kebetulan dia sedang meng encourage saya
untuk menulis buku, jangan blog aja katanya, hehe. Jadi ketika dia menanyakan progresnya, saya
pun minta maaf, karena saya bilang, kemarin saya kok lagi ingin sendirian. Saya pun menceritakan semua kegiatan saya
kemarin, dan dia pun bilang, wah abis me time ya. Saya pun sadar, ternyata memang kita
kadang-kadang butuh me time.
Tapi me time saya agak berbeda dibandingkan teman-teman
perempuan saya. Saya bukannya ke salon merawat
diri, memanjakan diri, yang ada saya malah mengurus hal-hal terkait pekerjaan,
namun melakukannya sendirian, hihi. Jadi
saya akhirnya berkesimpulan, ga lebay juga kok kalau orang ingin punya “me time”, cuma mungkin aktivitasnya bisa berbeda-beda,
sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Anyway, ternyata enak juga ya punya waktu sendirian, minimal
kita kemudian bisa introspeksi dengan apa-apa yang telah kita lakukan, yang
telah kita capai dan apa yang masih kita cita-citakan dan harus kita raih. Baiklah, mari kita merenung…..
Komentar
Posting Komentar