Take Sides
Ibu kandung saya gila tante, dan saya ga malu...
Seperti disamber geledek saya mendengar tuturan teman
sekolah Adik yang kebetulan orang tuanya bercerai dan anak-anaknya ikut
bapaknya.
Waktu itu, saya baru saja pulang bekerja dan membawakan
makanan untuk Adik dan temannya yang kebetulan main ke rumah sepulang sekolah. Sambil
makan, teman Adik berbincang dengan saya di meja makan, sementara Adik sedang
main di kamarnya.
Setelah menelan ludah, saya pun angkat bicara. Saya menanyakan alasannya dan coba
berdiskusi, mengingatkan si teman Adik ini bahwa bagaimanapun, ibu kandung kita
lah yang telah mengandung diri kita selama 9 bulan. Bahwa begitu besar pengorbanan seorang ibu
kandung mulai dari melahirkan dan membesarkan kita. Namun, teman Adik tidak bergeming. Hiks....
Dalam hidup, kita kadang-kadang terpaksa memihak seseorang
atau sekelompok orang yang sedang berselisih.
Sebagai sesama perempuan, saya pun memutuskan untuk memihak
ibu kandungnya, secara saya merasa solider, empati dan terus membayangkan,
gimana coba, kalo itu terjadi pada diri saya sendiri? Apa rasanya saya dibilang gila sama Kakak dan
Adik? Huhuhu, saya bisa benar-benar jadi
gila kalau sampai anak kandung saya bilang begitu....
Saya pun yang tadinya ga pengen tau tentang kisah ini, jadi
kepo sendiri. Nanya ke mbaknya dan juga
ke Kepala Sekolah. Semakin banyak
informasi yang terkumpul, semakin yakin lah saya, bahwa saya harus memihak
ibunya. Bahkan saya menyediakan diri
jadi mediator, memfasilitasi ibunya apabila ingin bertemu dengan
anak-anaknya. Girls power....
Namun, sahabat saya tidak setuju, dia komentar, apa
masalahmu kurang banyak, sampai kamu masih mau ikutan ngurusin orang lain? Qiqiqi, saya memang suka mengurus hal-hal
yang malah dihindari orang lain.
Tak dinyana, suatu ketika Adik bermain ke rumah temannya dan
bapaknya mengajak saya mengobrol. Duh,
saya jadi salting sendiri mendengar ceritanya tentang perceraiannya. Duduk juga sudah ga betah, karena sebenarnya
saya paling tidak suka mendengarkan cerita yang sifatnya pribadi, yang menurut
hemat saya sih harusnya rahasia. Namun,
karena saat itu Adik sedang main ke rumahnya, saya harus sopan menghadapi tuan
rumah, sehingga walhasil saya pun mendapatkan cerita versi bapak kandungnya.
Saya pun pusing dibuatnya, speechless dan bingung. Akhirnya saya pun memutuskan untuk ga
ikut-ikut. Ga akan take sides lah. Saya menyatakan kembali menjadi diri saya
sendiri yang ga suka kepo. Biarlah
mereka menyelesaikan masalahnya sendiri.
Semoga semua permasalahan mereka dapat diselesaikan dengan baik. Win-win lah semuanya dan anak-anaknya juga
tidak dirugikan. Amin.....
Komentar
Posting Komentar