Jiwa yang Terusik


Hari itu suasana kantor ga seperti biasanya.  Di mulai dengan ada yang terkunci di pantry ketika saya belum datang, berjatuhannya buku di rak dekat jendela dan kemudian di akhiri dengan daun pintu dan jendela yang pada terbuka dan diterpa angin sehingga bunyinya begitu keras mengangetkan kami semua.  Saya kok jadi ga tenang ya....

Hari itu, salah seorang teman kantor pun bercerita bahwa dia bisa melihat hal gaib.  Duh, kenapa sih pake cerita?  Ditambah pula dengan teman lainnya bilang, memang dia ga bisa melihat namun bisa merasakan ada spirit di situ.  Saya makin khawatir, duh, saya kok jadi takut banget ya?

Padahal, hari-hari sebelumnya, kami biasa-biasa saja bekerja di situ.  Memang hari ini, kami didatangi seorang kontraktor yang rencananya akan merenovasi bangunan kantor kami.  Dan saya usul, ada bagian  yang dihilangkan.  Jujur, saya paling takut kalau harus ke bagian itu, makanya saya usul bagian itu dihilangkan. Nah, saya sempat kepikiran, apakah ada jiwa yang terusik dengan rencana itu?  Duh, merinding jadinya.

Hari-hari berikutnya pun saya jadi mellow, baper dan kerjanya nangis terus.  Hati penuh iri, dengki, jutek, judes, kasar dan hal-hal lain yang saya tau tidak baik.  Saya tambah yakin, ada sesuatu yang mempengaruhi hati saya.

Saya pun jadi ingat kejadian dulu ketika saya merasa ada sesuatu yang menempel di badan saya, saya pun bercerita pada pacar saya, ketika kami bertemu setelah beberapa lama tidak bertemu dan saya uring-uringan ga jelas.  Dia sih hanya bilang itu perasaan saya saja.  Tapi selepas bertemu dengannya, saya merasa menjadi diri saya kembali, menjadi periang.  Saya pun bilang padanya, makasih telah mengembalikan jiwa saya.  Dia pun bilang, sebaliknya dia jadi demam,  apa sesuatunya ngikut ke dia.  Hahaha.  Kalo ingat-ingat itu, saya sih jadi mikir, mungkin bukan ada yang menempel, saya cuma kangen aja....

Anyway, kembali ke kantor.  Akhirnya saya memberanikan diri ke bagian yang saya takuti itu, sendirian. Ga ada apa-apa tuh.  Saya juga ke pantry, ga kekunci kayak teman-teman.  Saya lihat daun pintu dan jendela tertutup rapat seperti sedia kala.  Saya pun lega, artinya waktu itu memang angin bertiup kencang sehingga membuat daun pintu dan jendela berderak-derak.  Baiklah, artinya tidak ada jiwa yang terusik, hanya perasaan saya saja.  Syukurlah.....

Mungkin, hanya jiwa saya sendiri yang sedang terusik, entahlah.....



The soul always knows what to do to heal itself.  The challenge is to silence the mind - Caroline Myss

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...