Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Andai

Gambar
Andai: peristiwa yang dianggap mungkin terjadi; misal;   umpama (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Hidup emang paling enak kalau bisa berandai-andai.   Apalagi kalau yang kita andaikan itu sebenarnya sudah hampir terjadi, dekat sekali dengan kenyataan, tapi trus ga jadi, apapun alasannya.   Duh, gimana gitu rasanya….. Andai saja dulu ayah membiarkan saya diangkat anak oleh seorang jenderal, saya jadi tinggal di daerah elit dan mungkin pasangan saya juga sama-sama anak jenderal.   Sayang, ayah tidak mengizinkannya. Andai saja saya dulu tidak bercerai, saya sudah tinggal di daerah elit, mungkin juga sudah jadi pengusaha karena dimodali mertua.   Sayang, saya bercerai. Memang, penyesalan selalu datang belakangan.   Tapi, hidup kan sudah di atur. Saya akhirnya tetap jadi anak ayah dan sekarang menjadi ibu dari 2 orang anak yang tinggal di pinggir kota, walaupun masih di kota, bukan di suburb nya.   Saya pun belum jadi pengusaha, masih mencari bentuk, masih galau apa ma

Jaim

Jaim (ja-im) adalah singkatan dari kata jaga-image yang merupakan suatu perilaku untuk menyembunyikan sikap yang sebenarnya dengan mengharapkan orang lain menganggap subjek sebagai seseorang yang memiliki kepribadian yang tenang, dan berwibawa. Jaim seringkali bukan merupakan perilaku yang sebenarnya, dalam arti yang positif jaim lebih dimaksudkan pada sikap untuk menjaga perilaku agar tetap tenang dalam menghadapi situasi yang sulit. Saya ga tau, apa saya masuk kategori beruntung atau malah sebaliknya.   Karena sudah beberapa kali kerabat saya menjadi pejabat yang cukup berpengaruh.   Tapi, yang ada, saya selalu dimarahi, karena dianggap membawa nama buruk bagi mereka.   Duh….. Mereka selalu minta saya bersikap jaim, karena masih terkait persaudaraan dengan mereka. Peristiwa pertama, ketika kasus hukum tanah milik almarhum ayah saya.   Saya yang harus pasang badan, sempat dapat masalah cukup pelik.   Pada saat itu kakak ipar saya sedang menjadi pejabat Negara, sehingga aj

Apology

Gambar
Teman saya si tukang bunga bercerita, seorang pelanggan memesan bunga hanya dengan ucapan “apology”.   Ternyata, gara-gara bunga itu, sang pelanggan pun dimaafkan oleh perempuan yang dia kirimi, dan malahan dalam waktu dekat akan menikah.   So sweet…. Dia pun jadi menghitung-hitung, berapa kali dia mengirimkan bunga apology.   Dia pun bercerita asal usulnya, kenapa akhirnya mereka sering mengirimkan bunga untuk permohonan maaf.   Salah seorang partnernya bilang, kan tagline kita :sharing your feelings with flower”, artinya apapun feeling kita, sharing aja dengan bunga.   Benar juga pikirnya, kalau kita merasa bersalah, menyesal, ada baiknya kita kirimkan bunga.   Ternyata, beberapa pelanggan jadi terkesan dan tersentuh hatinya.   Dari yang marah-marah akhirnya jadi terharu.   Benar-benar efektif. Dia pun bercerita, tentang beberapa kasus yang dihadapinya.   Mulai dari salah tulis nama, salah taruh, lupa kirim atau bunganya layu, semuanya dikirimi bunga ucapan minta maaf.   Pada

Gembolan

Gambar
By Mirma Fadjarwati Malik Gembol, menggembol: membawa barang dalam saku (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Memang susah cari arti kata gembolan, tapi dari definisi gambol di atas, kebayang lah apa arti gembolan.   Tapi, gembolan banyak dipakai di kalangan cewe untuk mendefinisikan barang bawaannya, bukan yang di dalam saku lho…. Saya selalu bawa tas besar, yang isinya penuh barang, sampai pacar saya, juga beberapa teman bilang, kantong Doraemon, hehe.   Lucunya, setiap saya cari barang, pasti sulit ditemukan.   Saya jadi teringat seorang ibu pejabat bilang ke saya, perempuan selalu bawa banyak barang di dalam tasnya, lengkap sekali isinya, semua ada, kecuali barang yang dia butuhkan.   Hahaha, benar juga…. Rupanya, sudah banyak yang memperhatikan gembolan saya ini, dan komplen tentunya haha… Pacar saya termasuk orang yang sering memperhatikan, katanya, heran ya lihat cewek-cewek, selalu bawa 2 tas kemana-mana.   Dengan bangga saya bilang, saya ga, saya hanya bawa satu

Gamer

Gambar
Anak saya bercerita, teman-temannya melongok dari jendela   ke dalam kelas untuk melihat para orang tua yang sedang antri menunggu pembagian rapor, mereka bilang: wih, ibunya siapa tuh yang lagi main game di iPad?   Dan anak saya pun sambil senyum-senyum bilang, itu ibu saya.   Haha… Saya memang gamer sejati, saya senang sekali main game, mulai dari jadul waktu masih kecil, sampai sudah ibu-ibu seperti sekarang ini, setiap ada waktu lowong, saya mengisinya dengan main game.   Mana sekarang semua gadget juga ada gamenya, jadilah saya makin keranjingan nge game.   Kayaknya, kegemaran ini kemudian menurun kepada kedua anak saya.   Jadi, mereka juga hobby banget main game.   Dan sulit bagi saya untuk melarangnya, karena, ya itu tadi, saya kan malahan yang memberi contoh.   Hihihi….. Kemarin saya terlibat pembicaraan dengan sahabat saya, ternyata dia juga rajin main game di rumahnya, sepulang dari kantor.   Alasan dia, supaya menjaga otaknya, supaya ga cepet pikun.   Hahaha, bener

Things to Remember

“Ya mbak, saya inget banget sama mbak karena pernah dibeliin baju batik….” Sepotong SMS itu membuat saya tertegun.   Saya baru saja mengirimkan pesan kepada seorang bapak untuk minta bantuannya.   Karena sudah lama tidak berkomunikasi, saya berbasa-basi mengenalkan diri dan berharap beliau ingat saya.   Ternyata jawabannya begitu mengejutkan.   Lah, saya aja lupa pernah membelikan beliau baju batik.   Lagian, harganya pasti tidak seberapa, karena kalau mahal, pasti saya ingat dong, secara saya kan perempuan, biasa mengingat-ingat harga kalau mahal, haha…. Ya, kadang kita ingat sesuatu bukan karena hal besar, namun karena hal-hal kecil, yang mungkin tidak penting. Saya juga pernah tertegun ketika saya ditugasi menjadi “kepala suku” di perusahaan yang lama.   Di situ saya pernah bertugas untuk menagih pinjaman para karyawan.   Salah seorang karyawan marah-marah pada anak buah saya yang ditugasi untuk menagih.   Sang anak buah pun kemudian mempersilahkan sang bapak untuk pro