Apology

Teman saya si tukang bunga bercerita, seorang pelanggan memesan bunga hanya dengan ucapan “apology”.  Ternyata, gara-gara bunga itu, sang pelanggan pun dimaafkan oleh perempuan yang dia kirimi, dan malahan dalam waktu dekat akan menikah.  So sweet….

Dia pun jadi menghitung-hitung, berapa kali dia mengirimkan bunga apology.  Dia pun bercerita asal usulnya, kenapa akhirnya mereka sering mengirimkan bunga untuk permohonan maaf.  Salah seorang partnernya bilang, kan tagline kita :sharing your feelings with flower”, artinya apapun feeling kita, sharing aja dengan bunga.  Benar juga pikirnya, kalau kita merasa bersalah, menyesal, ada baiknya kita kirimkan bunga.  Ternyata, beberapa pelanggan jadi terkesan dan tersentuh hatinya.  Dari yang marah-marah akhirnya jadi terharu.  Benar-benar efektif.

Dia pun bercerita, tentang beberapa kasus yang dihadapinya.  Mulai dari salah tulis nama, salah taruh, lupa kirim atau bunganya layu, semuanya dikirimi bunga ucapan minta maaf.  Padahal dia bilang, kadang-kadang kesal juga sama pelanggan yang marah-marah, karena kadang-kadang kata-katanya tidak enak di dengar.

Memang, banyak yang menilai bahwa dengan mengirimkan bunga secara gratis, dia akan rugi, tapi dia bersikukuh bahwa mungkin untuk jangka pendek, saat itu, dia memang rugi, tapi dalam jangka panjang, dia sangat yakin justru akan membawa keuntungan.

Dia bercerita, ada juga klien yang sampai sekarang tidak pernah menjawab permohonan maaf mereka, dan tidak pernah memesan lagi.  Namun, lebih banyak yang kemudian jadi kembali memesan kepadanya.

Yang terakhir, dia bercerita, mungkin semua orang merasa dia benar-benar rugi, karena akibat komplen dari pembelinya, dia mengembalikan uangnya, kemudian dia mengirimkan dua buah bunga secara cuma-cuma kepada si penerima bunga yang komplen berat dan juga untuk yang memesan bunga, karena si pemesan juga kena semprot.  Duh, teman saya sangat menyesal, mendengar si pemesan juga dimarahi sampai menangis.

Teman-temannya bilang, wah rugi banget dong kamu, sudah uangnya kamu kembalikan, kamu malah kirim dua rangkaian bunga secara gratis ke orang yang sudah marahin kamu dan ke pemesannya.  Sang teman bersikukuh, gapapa kali ini saya keluar biaya banyak, itu adalah ongkos yang harus saya bayar, ongkos saya mempertahankan nama baik perusahaannya.

Ya, kadang-kadang kita memang hanya melihat sesuatunya dari jangka pendek, sesaat, namun, jangan pernah lupa, kita pun harus memikirkan dampak jangka panjangnya.  Seperti yang terjadi pada teman saya si tukang bunga itu, dia bilang, sehari sebelumnya, kata-kata kliennya sungguh menusuk, bilang kalau bunganya memalukan.  Sang temanpun sampai menangis membaca pesan itu.  Jujur, katanya, dia sempat panas dan berpikir, gapapa kehilangan satu pelanggan.  Namun, ketika dia bangun pagi di keesokan harinya, dia pun malah berpikir untuk mengirimkan bunga kepada si pemarah itu, just sharing your feelings with flower, begitu pikirnya.  Benar saja, pagi itu dia mendapat pesan yang sangat manis: Today I get the surprised package, thanks so much, have a nice day…

See, teman saya benar, segala kekesalan dan kemarahan kemarin, luluh hanya karena sang teman mengirimkan permintaan maaf.  Memang tidak mudah untuk mengakui kesalahan dan minta maaf, tapi, berkaca dari teman saya itu, mari kita selalu lapang dada dan setiap ada kesalahan, bilang saja: please accept our sincere apology….

Inspired by Mimosa Flower Boutique (mimosa-florist.blogspot.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...