Andai
Andai: peristiwa yang dianggap mungkin terjadi; misal; umpama (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Hidup emang paling enak kalau bisa berandai-andai. Apalagi kalau yang kita andaikan itu
sebenarnya sudah hampir terjadi, dekat sekali dengan kenyataan, tapi trus ga
jadi, apapun alasannya. Duh, gimana gitu
rasanya…..
Andai saja dulu ayah membiarkan saya diangkat anak oleh
seorang jenderal, saya jadi tinggal di daerah elit dan mungkin pasangan saya
juga sama-sama anak jenderal. Sayang,
ayah tidak mengizinkannya.
Andai saja saya dulu tidak bercerai, saya sudah tinggal di
daerah elit, mungkin juga sudah jadi pengusaha karena dimodali mertua. Sayang, saya bercerai.
Memang, penyesalan selalu datang belakangan. Tapi, hidup kan sudah di atur.
Saya akhirnya tetap jadi anak ayah dan sekarang menjadi ibu
dari 2 orang anak yang tinggal di pinggir kota, walaupun masih di kota, bukan
di suburb nya. Saya pun belum jadi
pengusaha, masih mencari bentuk, masih galau apa mau jadi karyawan saja atau
jadi pengusaha. Masih dalam taraf
survival, putar otak, supaya bisa punya penghasilan tetap yang bisa mencukupi
hidup.
Saya jadi berpikir, masih mungkin ga ya, saya akhirnya bisa
tinggal di daerah elit tengah kota itu?
Kan katanya, kalau memang dari awal nasib kita akan tinggal di situ,
biasanya suatu saat akan kejadian.
Masalahnya, umur saya kan juga nambah terus. Apa sempat?
Hehehe…
Apalagi ya yang bisa saya andaikan? Sebenarnya, ada perandaian lain yang
berlawanan dengan 2 perandaian itu.
Kalau 2 perandaian sebelumnya saya ingin mendapatkan yang menurut saya
lebih baik, ini adalah perandaian yang sebaliknya. Andai saya tidak pernah jadi pimpinan, andai
saya tetap jadi karyawan saja, mungkin hidup saya akan baik-baik saja, tidak
menghadapi masalah yang sepelik dan semenyeramkan sekarang. Saya masih bisa duduk manis di kantor, masih
punya pekerjaan tetap, dapat gaji tetap setiap bulan. Mungkin hidup saya masih tenang-tenang saja,
rutinitas berjalan seperti biasanya, tidak harus hidup dalam ketakutan dalam
pusaran mimpi buruk yang sewaktu-waktu bisa jadi kenyataan. Hidup yang setiap detik sangat mendebarkan,
bikin deg-degan terus….
Dan saya pun seperti merasakan dibangunkan dari mimpi,
ditampar pipinya ketika saya membaca status teman saya: Accept what is, let go
of what was, have faith in what will be.
Baiklah….
Komentar
Posting Komentar