Konsep Berbakti


Berbakti: bakti: pernyataan untuk tunduk dan hormat; perbuatan yang menyatakan setia (kasih, hormat, tunduk).  Berbakti: berbuat bakti; setia. (kamus Besar Bahasa Indonesia)

Konsep berbakti bisa beda-beda di tiap orang, karena persepsi atau pola pikir setiap orang pasti berbeda-beda.  Beberapa kejadian di lingkungan kerabat saya membuat saya berpikir, bahwa semua orang pada dasarnya ingin berbakti, entah itu pada bangsa, Negara, pimpinan, perusahaan atau orang tuanya.  Namun, kadang kita melihatnya sebagai sesuatu yang salah, padahal kalau kita mau berpikir lebih jauh, ternyata orang itu melakukannya untuk berbakti pada pihak lainnya, yang kadang berbeda dengan tujuan kita berbakti.

Misalnya terkait pekerjaan saya dahulu.  Saya suka heran kepada karyawan yang tega menghianati perusahaannya demi mantan pimpinan kami yang sudah pindah ke perusahaan pesaing kami.  Nah, kami melihatnya sebagai penghianatan, tapi sebaliknya, kalau kita put ourselves in their shoes, maka kita justru melihatnya sebagai berbakti kepada mantan pimpinan.

Nah, apabila menyangkut keluarga, pasti kita ingin berbakti pada orang tua.  Konsep berbakti ini yang kemudian jadi kadang-kadang sulit dimengerti apabila sudah menyangkut keluarga besar.  Karena orang tua kita juga merupakan nenek atau kakek dari anak-anak kita, sebaliknya nenek atau kakek kita adalah orang tua kita.  Beberapa kejadian memang jadi membingungkan ketika ada masalah antara orang tua kita dengan orang tuanya, atau ada masalah kita dengan orang tua kita yang kemudian diketahui oleh anak-anak kita.  Yang biasanya terjadi adalah konsep anak dan orang tua tadi itu.  Kita membela orang tua kita terhadap nenek atau kakek kita, sementara sebenarnya kakek atau nenek kita itu kan orang tua kita.  Bingung kan?

Saya pernah menghadapi situasi tidak mengenakkan ini ketika para paman dan bibi, mengatasnamakan nenek, menyerang kami para ponakannya karena merasa bermasalah dengan almarhum ayah kami.  Demi nama baik ayah, saya melawan.  Nah, saya pun jadi dilemma, saya berpikir, kalau ayah masih ada, apakah yang akan dilakukannya?  Ayah kan pasti ingin berbakti pada orang tuanya, seperti para paman dan bibi saya.  Duh, bingung, akhirnya saya mengalah saja lah…..

Terakhir, baru-baru ini, seorang ponakan saya mengirimkan pesan yang menyudutkan bagi kami terkait orang tua kami.  Saya sempat panas, saya pikir, kok dia tidak berbakti pada orang tua kami?  Akhirnya saya pun berpikir dengan kepala dingin.  Artinya, kakak saya, yang merupakan ibu dari ponakan saya itu, berkeluh kesah pada anaknya tentang permasalahan orang tua kami,  jadi dengan segala daya dan upaya sang ponakan, demi berbakti pada orang tuanya, malah menyerang kami.  Duh biyung…..

Baiklah, kesimpulannya, semua orang ingin berbakti kan?  Marilah kita berbakti dan jangan menilai orang lain tidak berbakti, hanya karena kita tidak berbakti pada obyek yang sama…..  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...