Tantrum


A tantrum, temper tantrum, meltdown or hissy fit is an emotional outburst, usually associated with children or those in emotional distress, that is typically characterized by stubbornness, crying, screaming, defiance, anger ranting, a resistance to attempts at pacification and, in some cases, hitting. Physical control may be lost; the person may be unable to remain still; and even if the "goal" of the person is met, he or she may not be calmed.A tantrum may be expressed in a tirade: a protracted, angry, or violent speech.

Beberapa waktu yang lalu, sebelum saya punya anak, saya melihat seorang anak guling-guling di restoran, ibunya cuek aja.  Saya sempat berpikir, kenapa ya anak itu?  Ketika sudah punya anak, saya baru tau, itu namanya temper tantrum.  Saya cuma berharap anak-anak saya tidak pernah mengalaminya di tempat umum, karena saya ga kebayang reaksi saya akan seperti apa.  Kalau ibu-ibu yang saya lihat di resto itu sih cuek saja, sepertinya sudah biasa.

Ketika Adik divonis berkebutuhan khusus, saya sempat khawatir kalau dia akan mengalami tantrum di tempat umum.  Untungnya, tidak pernah kejadian, hanya pernah marah-marah di sekolah dan untungnya, karena Adik didampingi shadow teacher, maka Adik sudah dilatih untuk meredamnya dan cepat-cepat di bawa ke poliklinik sekolah untuk beristirahat, ngadem istilah mereka, hehe.  Dan selalu, kejadiannya ketika saya tidak ada, sehingga saya tidak mengalami kekikukan.  Hanya satu kali pernah, teman-temannya dan wali kelasnya melaporkan kepada saya, itu pun cukup membuat saya salah tingkah dan sedih sekali.  Saya suka berpikir, bagaimana ya kalau saya ada di situ?  Pasti saya sudah menangis kebingungan, malu, khawatir, sedih, dll.

Selain itu, sampai sekarang Adik masih mengikuti terapi okupasi, sehingga setiap minggu saya pasti mengunjungi klinik terapinya, jadi setiap saat saya masih bisa menemui anak-anak yang mengalami tantrum dan saya masih bisa biasa-biasa saja.

Namun, kejadian kemarin benar-benar menyentuh hati saya.  Seorang anak mengalami tantrum dan ibunya hanya bisa menangis.  Sayangnya, saya tidak melihat kejadian itu, karena saya sedang di toilet.  Saya hanya mendengar ceritanya dari orang-orang sekitarnya.  Yang sangat saya sayangkan hanya satu hal, saya tidak melihatnya langsung sehingga saya tidak bisa mendatangi ibunya, memeluknya dan bilang: gapapa bu, semuanya akan baik-baik saja….

Karena, jujur saja, cita-cita saya dulu, apabila Adik mengalami tantrum, saya hanya ingin ada orang  yang peduli, ada yang memeluk bahu saya dan bilang, semuanya akan baik-baik saja….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...