Pelayanan Publik


Hari ini saya benar-benar di uji kesabarannya.  Dari pagi saya sudah ke tempat-tempat pelayanan publik.  Di tempat pertama, pelayanannya cukup baik dan cepat, sesuai dengan janji yang sudah diberikan sebelumnya.  Nah, di tempat kedua lah saya mendapatkan ujian....

Padahal kalau mau diperbandingkan, tempat pertama adalah instansi pemerintah, tempat kedua adalah BUMN dan tempat ketiga yang akan saya kunjungi berikutnya adalah perusahaan swasta.

Benar-benar miris hati saya dibuatnya, sampai-sampai saya menangis. 

Dari awal, ibu yang melayani saya sudah jutek banget.  Dia bilang, dia tau kalau saya sudah datang minggu yang lalu, tapi karena perusahaan saya kecil, jadi dia tidak melayani saya, karena banyak pekerjaan yang masih pending.  Hati saya sungguh teriris rasanya.  Namun saya masih menahan diri, karena saya pikir, sudah untung dia mau keluar menemui saya, dibandingkan dengan rekan kerjanya yang dari minggu lalu sampai sekarang pun tidak mau keluar menemui saya.  Jadi saya hanya bisa mengelus dada.

Selama melayani, dia mengomel terus dan berulang kali berkata bahwa dia buang-buang waktu, padahal pekerjaannya masih banyak.  Saya sudah mulai panas hati, karena dengan kata lain dia mau bilang, saya membuang-buang waktunya.  Akhirnya saya tidak tahan ketika dia berkata, lain kali, suruh orang keuangan ibu saja yang ke sini.  Saya pun marah dan sambil menangis berkata: bu, bukan ibu saja yang waktunya terbuang percuma, saya juga, saya sudah datang minggu lalu, namun tiada satupun yang mau keluar menemui saya, tolong hargai saya, saya ini ingin membayar ke perusahaan ibu, saya ingin tertib, kenapa dipersulit?

Ibu itu terlihat kaget dan mulai berubah meminta maaf.  Namun, cukup sudah, enough is enough!  Saya bilang padanya, saya ingin bertemu atasannya saja.  Dan saya pun melangkah keluar dan minta dipertemukan dengan petugas yang mengurus perusahaan saya yang lain.  Karena melihat saya menangis, resepsionis pun memaksa petugas satunya menemui saya. 

Seorang lelaki muda menemui saya dengan gaya sombong bilang, kenapa ibu minggu lalu salah informasinya?  Saya pun melongo dan balik bertanya, kenapa mas tidak mau menemui saya minggu lalu, supaya informasi yang mas terima tidak salah.  Jawabannya lebih mengagetkan lagi, saya sibuk karena mau ke luar kota.  Dan dia melanjutkan, gapapa lagi bu kalau dianggap tidak melayani dengan baik.

Ckckck, sungguh pelayanan publik yang tidak patut dicontoh!

Anyway, saya pasti akan menghadap pada atasannya.  Mengapa?  Saya berpikir, pastinya bukan hanya saya yang diperlakukan tidak sopan seperti ini, karena dari minggu sebelumnya pun saya perhatikan, banyak yang hanya menunggu di luar dan bolak-balik satpam yang menjadi penyambung lidah.  Duh, kalau memang begitu sibuknya para petugas pelayanan, kenapa sih ga nambah orang saja?

Prinsip saya, orang harus tahu kesalahannya, supaya dia bisa memperbaiki diri.  Untuk itu, saya dengan mantap dan langkah pasti akan mendatangi atasan mereka secepatnya.  Ini juga demi kebaikan mereka dan tentunya nama baik perusahaannya.

Dan hari itu saya mendatangi tempat pelayanan ketiga, yang merupakan instansi swasta dengan pelayanan yang patut diacungi jempol.  Syukurlah, jadi saya ga bete lagi.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...