Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Alasan Meninggal

Kita semua pasti pernah menerima atau membaca pesan broadcast atau di WA grup yang berisi tentang beritaa duka cita.   Biasanya kalau itu teman kita atau anggota grup, atau kalau yang meninggal itu mendadak, ga pernah kedengeran sakitnya, atau masih relatif muda, maka cerita-cerita seputar kepergiannya pun beredar kemana-mana. Baru-baru ini, teman sekolah saya berpulang secara mendadak.   Benar saja, karena penasaran, semua anggota di grup menanyakan kronologis kematiannya.   Karena kebetulan teman saya ini sangat populer, maka cerita itu pun beredar kemana-mana.   Rupanya almarhum meninggal di pasar sendirian, karena sedang berbelanja sendiri dan ditemukan tidak bernyawa oleh para pedagang pasar.   Cerita itu beredar kemana-mana sampai kemudian salah seorang anggota keluarganya meralat, almarhum meninggal di kantornya. Terlepas dari cerita mana yang benar, saya pun jadi memetik pelajaran, bahwa kadang-kadang berita-berita seperti ini memang harus disa...

Korban Bully

Saya dan Kakak mengobrol tentang masalah bully, karena kami memang sama-sama korban bully.   Kakak mengalami bullying sepanjang sekolah dasar, sampai SMP.   Sementara saya mengalaminya pada kelas 1 SMP.   Jadi kami pun saling bertukar cerita. Namun selama ini saya tidak tahu bahwa Kakak bukan hanya mengalami bully verbal, melainkan juga mengalami bully fisik.   Saya sangat trenyuh mendengarnya.   Kakak juga bercerita betapa dia di "palak" teman-temannya setiap hari, sehingga uang jajan yang saya berikan tidak pernah bersisa untuk dirinya sendiri.   Duh..... Satu hal yang membuat saya salut pada si Kakak, anak sulung kebanggaan saya ini, bahwa dia tidak pernah mengadukan apapun perbuatan teman-temannya terhadap dirinya.   Dia bilang, justru dia kasihan sama teman-temannya yang membullynya.   Saya tidak memaksanya menjelaskan lebih lanjut kenapa dia kasihan.   Karena saya menduga, dia kasihan apabila nanti saya memarahi teman-teman...

Sang Pembangkang

Sulit juga kalau di rumah atau di sekolah ada anak yang seneng banget membantah guru atau ortunya.   Dibilangin kayak apa pun, pasti dilawan.   Memang benar-benar sang pembangkang.... Ketika bersekolah dulu, ada saja teman sekelas yang senang membantah.   Ada saja sang pembangkang di setiap lingkungan yang saya masuki.   Tapi kalau dipikir-pikir, saya sendiri termasuk dalam kategori sang pembangkang, mulai dari kecil sampai kemudian bekerja, sampai akhirnya dipecat karena pembangkangan.   Hahaha. Saya mulai jadi pembangkang ketika duduk di sekolah dasar, ketika saya mempunyai adik sehingga saya tidak menjadi anak bungsu lagi.   Sepertinya saya mulai merasa ada saingan, merasa kurang kasih sayang dan perhatian ortu, jadi saya caper dengan cara membangkang.   Ckckck.... Di sekolah dasar saya membangkang dan diancam tidak boleh ikut ujian, begitu juga di SMP.   Mulai di SMA dan selanjutnya, saya agak kalem.   Kalau diingat-ingat...

Represif

Represif: bersifat represi (menekan, mengekang, menahan, atau menindas); bersifat menyembuhkan - Kamus Besar Bahasa Indonesia Saya ingin sekali bertindak represif pada anak-anak saya, karena mereka malas sekali belajar dan saya sudah berbusa-busa mengingatkannya.   Hmm, kayaknya ga mempan juga nih dibaikkin.   Makanya, saya jadi ingin sekali melakukan pendekatan secara represif kepada anak-anak saya, supaya mereka nurut, supaya mereka berhenti main games.   Hhhh.... Diajak ngomong baik-baik, ada saja alasannya, ada saja bantahan mereka.   Saya sering bingung mengatasinya.   Saya jadi membayangkan bisa sibuk seperti seorang tokoh yang sekarang lagi getol show of force, datengin markas tentara, markas polisi untuk menyampaikan pesan mengancam kepada yang melawannya.   Nah, keren kan kalo saya bisa gitu juga ke anak-anak saya, qiqiqi..... Tapi apa benar, kalau anak-anak ditangani secara represif akan membuahkan hasil yang baik?   Kayakny...