Menjadi Perempuan



Kembali tentang Pilpres di AS yang menyisakan kesedihan atas kekalahan Hillary Clinton, saya terkesan dengan pidato kekalahannya.  Di antaranya, dia bilang:

"...... Now, I know we have still not shattered that highest and hardest glass ceiling, but someday someone will - and hopefully sooner than we might think right now.  And to all of the little girls who are watching this, never doubt that you are valuable and powerful and deserving of every chance and opportunity in the world to pursue and achieve your own dreams. ......."


Saya jadi merenung, terlepas dari kekalahan Hillary yang katanya karena dia perempuan, saya sendiri merasakan banyak keuntungan jadi perempuan.  Pacar saya aja pernah bilang, perempuan sering menuntut disamain sama laki-laki, tapi kalo sudah ada masalah, jurusnya nangis, terlihat lemah.  Saya pun dengan enteng menjawab, mau tukeran?  Kamu mau jadi perempuan?  Biasanya, itulah jurus pamungkas saya, hihihi.

Seperti tulisan saya di Gender (http://baby-godlovesme.blogspot.co.id/2014/12/gender.html), saya selalu memanfaatkan kewanitaan saya untuk keuntungan saya.  Kemarin saya baru saja kembali membahas strategi penjualan jasa perusahaan saya dulu, dimana sekarang pimpinannya sering meminta karyawan perempuan yang melakukan presentasi jasa, karena ya itu tadi, perempuan kalo salah-salah dikit dimaafkan.

Pada tulisan itu pula saya menegaskan bahwa semua keuntungan saya sebagai wanita juga ditunjang oleh kompetensi.  Ya, saya tidak meminta belas kasihan laki-laki untuk selalu membantu saya, tapi saya menampilkan kemampuan saya, sehingga mereka jadi respek dan siap sedia membantu dan mendukung saya.  Jadi, menurut hemat saya, Hillary dengan segala kompetensinya yang sangat mumpuni, tidak bisa meratapi dirinya karena terlahir sebagai perempuan, sehingga kalah di pilpres.  Karena Amerika Serikat sebagai negara yang sangat maju, masak sih masih melihat isu gender dalam memilih presidennya?  Lah, di Indonesia saja, yang mungkin tingkat pendidikan rata-rata rakyatnya di bawah di Amrik sana, sudah pernah punya presiden perempuan. 

Kembali ke masalah menjadi perempuan, saya sangat yakin bahwa lebih banyak keuntungannya, keunggulannya, sehingga memang kita-kita yang perempuan ini adalah orang-orang pilihan.  Ya iya lah, kata nya aja surga di telapak kaki ibu, artinya seorang ibu, seorang perempuan begitu istimewa.  Nah,  kalo seorang perempuan kemudian kalah bersaing dengan laki-laki, tetaplah berpikir positif, karena toh hidup ini sudah diatur.  Jadi bu Hillary silakan menatap ke depan dan yakin bahwa akan ada jabatan yang lebih baik yang akan bu Hillary terima, daripada menjadi Presiden AS ke 45.

Tapi, walaupun kalah, bu Hillary ini pastinya sudah menginspirasi banyak perempuan, baik yang sudah tua, dewasa, maupun yang masih muda atau bahkan masih anak-anak.  Seperti pidatonya yang saya cuplik di atas, bu Hillary bilang, bahwa semua perempuan harus mengejar mimpinya, mengejar cita-citanya.  Dengan kata lain, jangan jadikan gender kita ini sebagai kendala, sebagai keraguan, yang dapat menghambat para perempuan mengejar cita-citanya.   Setuju.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Frankly Speaking

Gembolan

On your mark, get set...