Alasan Meninggal
Kita semua pasti pernah menerima atau membaca pesan broadcast atau di WA grup yang berisi tentang beritaa duka cita. Biasanya kalau itu teman kita atau anggota grup, atau kalau yang meninggal itu mendadak, ga pernah kedengeran sakitnya, atau masih relatif muda, maka cerita-cerita seputar kepergiannya pun beredar kemana-mana.
Baru-baru ini, teman sekolah saya berpulang secara
mendadak. Benar saja, karena penasaran,
semua anggota di grup menanyakan kronologis kematiannya. Karena kebetulan teman saya ini sangat
populer, maka cerita itu pun beredar kemana-mana. Rupanya almarhum meninggal di pasar
sendirian, karena sedang berbelanja sendiri dan ditemukan tidak bernyawa oleh
para pedagang pasar. Cerita itu beredar
kemana-mana sampai kemudian salah seorang anggota keluarganya meralat, almarhum
meninggal di kantornya.
Terlepas dari cerita mana yang benar, saya pun jadi memetik
pelajaran, bahwa kadang-kadang berita-berita seperti ini memang harus
disaring. Seperti contoh teman saya itu,
walaupun berita itu sudah tidak penting lagi buat almarhum, mungkin berita itu
penting buat keluarga yang ditinggalkan.
Saya sampai berdebat dengan teman saya, karena teman saya menyayangkan
kenapa harus diralat, toh mungkin ga ada yang akan berpikiran buruk. Saya pun bilang, yah, kita kan ga bisa
mengontrol pikiran orang lain. Yang
masih terus menjalani hidup kan keluarga yang ditinggalkan, mungkin dengan
meralat berita itu bisa meringankan bebannya?
Who knows....
Pagi ini, tanpa terasa saya melahap makanan yang tidak sehat dengan jumlah yang cukup banyak, karena
makannya secara emosional, tidak sadar, sambil bercerita dengan teman saya
tentang beberapa kejadian yang menimpa kami masing-masing, saya dan teman saya
itu. Setelah makan dan perut mulai
sakit, kami pun bercanda, enaknya abis ini makan makanan-makanan yang ga sehat
tapi enak ya. Wuih, berani bener ya, kami
pun tertawa berderai-derai.
Setelah berpisah dengan urusan masing-masing, saya pun
pulang ke rumah dan kembali memakan makanan yang tidak sehat dengan tenang,
walaupun sempat terpikir, kok hidup saya tidak sehat ya. Benar saja, tidak berapa lama, kepala saya pun jadi pusing sekali. Dengan menyesal, saya pun menulis di WAG genk
saya bahwa betapa tidak sehatnya makanan saya hari ini. Seorang sahabat mengingatkan, hati-hati lho
nanti lewat.
Saya pun jadi teringat alasan kematian teman saya itu. Saya pun bilang ke teman-teman, makasih sudah
diingatkan. Kan malu juga kalo nanti
beredar kemana-mana saya meinggal karena makan ini itu. Memang sayanya sih sudah ga malu ya, tapi
gimana malunya keluarga saya....
Hmmm, benar juga ya, kadang-kadang kita lupa, ketika kita
melakukan sesuatu, mungkin kita sendiri tidak merasa malu, namun justru
keluarga kita yang menanggung malu. So, think before you act!
Komentar
Posting Komentar