Pemimpin yang Punya Hati
Air mata saya berlinang dan tiba-tiba doa saya terucap,
Tuhan, tolong beri saya pemimpin yang punya hati.....
Saya sedang menyaksikan tayangan live dari televisi, tentang
Aksi Damai yang digelar oleh teman-teman dan saudara-saudara saya. Saya jadi sempat berpikir, kenapa ya saya
tidak bergabung dengan mereka, padahal hati nurani saya sempat mengusik saya
untuk bergabung? Ya sudahlah, saya sudah
terlanjur duduk manis di rumah di depan TV, jadi saya hanya bisa mendoakan
mereka.
Awalnya saya sangat terharu, merinding melihat teman-teman
dan saudara-saudara saya yang begitu banyak, namun tertib dan damai, berkumpul,
berjalan, saling menjaga, saling memungut sampah. Sampai terjadilah kejadian yang mengenaskan
itu. Saya pun ikut menangis sembari
terucap doa itu. Adik pun jadi
menghentikan permainan game nya dan ikut berdoa bersama saya.
Saya pun sempat mengajak teman-teman di WAG saya untuk
berdoa, mendoakan teman-teman dan saudara-saudara di Aksi Damai, sembari saya
berdoa kembali, memohon agar diberikan pemimpin yang punya hati.
Ternyata banyak yang merespons dan akhirnya semua
berdoa. Mudah-mudahan dengan banyak yang
berdoa, doa kami dikabulkan, karena saya sangat percaya pada kekuatan doa.
Kenapa kami berdoa agar diberikan pemimpin yang punya hati?
Karena pemimpin yang punya hati pasti akan memimpin dengan hati,
mempertimbangkan hati nuraninya ketika memutuskan sesuatu. Dengan menggunakan hati nurani kita sebagai
pertimbangan, apa pun akan kita lakukan dengan hati-hati, dengan empati, dengan
menempatkan diri kita pada posisi orang lain yang akan terkena dampak perbuatan
kita, keputusan kita. Dan saya amat
sangat percaya, apa yang kita putuskan dengan hati, adalah yang terbaik buat
kita, buat orang yang terdampak, pada saat itu.
Anyway, memimpin dengan hati tidak berarti kita cengeng,
atau mellow, karena kadang-kadang hati
nurani kita yang menuntun kita untuk memutuskan sesuatu, memberikan prioritas atau
perhatian lebih pada suatu masalah. Kita mengambil keputusan bukan karena data atau informasi dan
analisa yang lengkap, namun karena hati nurani kita. Bukannya menganggap remeh angka-angka, data, informasi dan
hasil analisa itu, namun itu semua memberikan kita tambahan pengetahuan,
memperluas wawasan kita, namun tetap, ketika mengambil keputusan, hati nurani
lah yang bicara, yang menuntun kita dalam melakukan pilihan, atau mengambil
keputusan.
Jadi, kembali ke kejadian
hari ini, kalau pemimpin kita punya hati dan memimpin dengan hati, maka sang
pemimpin akan tahu apa yang harus dilakukannya....
Have the courage to follow your heart and intuition. They somehow know what you truly want to
become - Steve Jobs
Dedicated to Aksi Damai 411
Komentar
Posting Komentar