Adik dan Keberuntungan
Waktu Adik masih batita, ketika sedang berobat ke sebuah klinik, seorang kakek tua memegang Adik dan bilang, anak ini pembawa rejeki bagi saya. Saya sih seneng-seneng aja dengernya, hehehe...
Memang saya rasakan ketika Adik lahir, karir saya naik
terus, sampai akhirnya menukik tajam dan tenggelam, hihihi. Namun, ketika
dipikir-pikir, memang banyak keberuntungan yang Adik bawa, namun kecil-kecil
dan terkesan biasa saja, sehingga saya kurang menyadarinya.
Contoh sepele, kami selalu dapat tempat parkir ketika pergi
ke mall atau ke tempat lainnya yang parkirnya sesak. Berbeda kalo Adik ga ikut, kayaknya susah
banget dapet tempat parkir. Begitu juga
di restoran. Ketika ingin berbuka puasa
di tengah resto yang penuh sesak, ada saja orang yang pergi sehingga kami
dapatkan meja. Begitu pula ketika Adik
sangat ingin membeli sesuatu, padahal saya sudah cek secara online bahwa
barangnya tidak ada, namun begitu kami tiba di toko, ternyata ada tersisa 1
buah stok, seakan-akan memang disediakan buat Adik. Tadinya saya tidak paham bahwa itulah
keberuntungan Adik, karena saya terlalu sibuk meratapi kenapa Adik berkebutuhan
khusus. Jadi, begitu lama saya berfokus hanya pada kekurangan Adik akibat
berkebutuhan khusus. Yang ada di kepala
cuma bagaimana supaya Adik bisa konsentrasi, bisa fokus, bisa mengerti
instruksi, bisa lebih bagus tulisannya, motorik halusnya, berbahasanya, kekikukannya,
dll. Saya sampai lupa memperhatikan
keberuntungan-keberuntungan yang Adik dapatkan.
Sekarang saya baru menyadari, ketika di masa sulit ini dan
saya mulai berhitung akan aset saya.
Rumah yang saya beli - karena si empunya dulu melihat Adik dan ingin
sekali Adik tinggal di situ - sekarang harganya sudah berlipat ganda. Bayangkan, dulu begitu melihat Adik, si
empunya ngotot sekali menjualnya kepada saya dengan harga di bawah
pasaran. Yah, itu karena Adik....
Yah, Adik memang membawa keberuntungan, seperti hari
ini. Di mulai di pagi hari, Adik pakai
baju terbalik, dengan riang dia bilang, wah aku mau dapat hadiah bu. Namun yang terjadi malah sebaliknya, Adik
memecahkan gelas di restoran karena kekikukannya. Dengan sedih Adik minta maaf pada saya dan
minta buru-buru pulang karena dia sangat malu.
Adik bilang, hari ini adalah hari burukku. Anehnya, saya tidak diminta mengganti gelas,
malahan minuman Adik diganti dengan yang baru, sungguh hebat pelayanan resto
ini. Dan ketika pulang, seperti biasa
saya menukarkan struk belanja dengan poin, ternyata ada undian hadiah langsung. Saya pun menyuruh Adik yang mengambil
undian. Dengan muka masih bersedih, Adik
pun memencet tombol undian. Dan yang
keluar adalah hadiah Platinum, hadiah terbaik hari itu!!!
Sungguh, itulah Adik, dan keberuntungannya......
Komentar
Posting Komentar