Kakak dan Tanggung Jawab


Sebagai anak tertua, Kakak sangat saya harapkan untuk bertanggung jawab pada adiknya.  Namun, jangankan tanggung jawab pada adiknya, pada diri sendiri aja ga, hhh.....

Dulu, ketika Adik masih bayi, pernah Kakak saya suruh menjaga dan hasilnya, Adik jatuh, huhuhu. Waktu itu saya rasanya ingin marah sekali pada Kakak, namun untungnya saya langsung sadar, masak anak seumur si Kakak harus dibebani tanggung jawab menjaga bayi?  Yang bener aja.  Yang salah ya tetap saya sebagai ibu, kenapa saya membiarkan Kakak yang masih kecil menjaga adiknya yang bayi? 

Ketika makin besar, saya liat pun Kakak kurang bertanggung jawab.  Yah, generasi sekarang kan memang gitu.  Generasi millenial kan suka-sukanya aja, hehehe.  Bahkan yang paling bikin saya sedih adalah ketika Kakak sempat mogok sekolah.  Buat saya, Kakak sebagai anak tertua harusnya bisa kasih contoh, suri tauladan, bagi Adik.  Namun syukurlah, sekarang semuanya sudah dapat teratasi.

Dengan berjalannya waktu, semakin dewasa, Kakak mulai terlihat tanggung jawabnya.  Seperti soal sekolah, Kakak akhirnya meneruskan sekolahnya dengan semangat, walaupun program studi yang dipilih tidak seperti yang saya inginkan.  Apalagi ketika kami dirundung masalah, tepatnya saya kena kasus.  Bayangkan, Kakak menunjukkan semangatnya ketika saya memintanya bekerja part time di perusahaan tempat saya bekerja dulu.  Tadinya Kakak ogah-ogahan ketika saya minta membuat surat lamaran dan CV.  Namun, ketika sudah berjalan dan sudah dapet gaji tentunya, hehe,  Kakak jadi semangat.  Saya pun amat sangat bersyukur, karena dengan gajinya, Kakak sudah dapat membiayai sekolahnya dan bahkan membiayai sekolah Adik.  Jadi, apabila hal buruk terjadi dan menimpa orang tuanya, anak-anak akan aman pendidikannya.

Dan saat ini, saya sungguh bersyukur melihat tanggung jawab Kakak.  Ketika asisten rumah tangga kami berhenti dan kami belum dapat penggantinya, Kakak banyak turun tangan membantu saya.  Kakak berbagi tugas dengan saya dan mengerjakannya dengan senang hati, tanpa disuruh.  Bahkan apabila Kakak terpaksa meninggalkan tugasnya karena harus kuliah, Kakak menitipkannya pada Adik atau saya.  Sungguh, perubahan yang sangat positif.  Bahkan, ketika kami semua pergi, hanya Kakak seorang diri di rumah, semuanya bisa saya titipkan pada Kakak, mulai dari cucian, piring kotor, sampai menyiram tanaman.

Yah, mungkin itu lah kodrat anak tertua, tanggung jawab.  Terima kasih Kakak....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...