Sindrom Rumah Dekat
Dulu, ketika masih SD, saya ingat betul, ada teman yang rumahnya persis di sebelah sekolah dan dia selalu datang terlambat. Sepertinya dia menunggu bunyi bel sekolah, baru berangkat. Walaupun dia lari sekencang-kencangnya, pasti lah terlambat, ckckck....
Dulu saya ga abis pikir, kok bisa sih, rumah persis di
sebelah malah terlambat?
Kemudian saya juga liat teman-teman adik yang rumahnya
berbatasan pagar dengan sekolah, datengnya pasti pas-pasan, sama seperti Adik
yang walaupun agak jauh namun perhitungan saya hanya 10 menit ke sekolah, jadi
kami selalu berangkat pas-pasan dan tiba di sekolah pas-pasan, terkadang telat,
hhhh. Begitu juga si Kakak, ketika dia
memilih sekolah dekat rumah, selalu sampai sekolah pas-pasan. Kakak berangkat dari rumah 5 menit sebelum
bel sekolah. Ckckck....
Saya pun jadi berasumsi, mungkin karena rumah dekat, orang
cenderung menganggap enteng, ah paling berapa menit sampe. Begitu kali ya....
Nah akhirnya saya mengalami sendiri. Ketika kami pindah rumah yang mendekati
kantor saya, saya malah sering terlambat.
Sebaliknya, si Adik yang jadi jauh sekolahnya, berangkat dini hari,
sehingga sampai di sekolah masih sepi dan tidak pernah terlambat. Saya jadi paham cara berpikir teman saya
dulu, karena rumah dekat, saya jadi berangkat lebih santai, mengerjakan ini itu
terlebih dahulu dan baru tersadar ketika jam sudah mepet dan buru-buru deh
bersiap pergi. Walhasil, selalu tiba di
kantor jauh lebih siang daripada ketika dulu rumah saya jauh dari kantor. Sampai anak buah bilang, sejak pindah rumah,
jadi siang terus datengnya. Hihihi...
Bahkan, untuk janji bertemu sahabat saya saja, saya missed.
Ya itu tadi, saya anggap karena dekat saya berangkat pas-pasan. Ternyata jalanan amat sangat macet, jadi lah
saya telat hampir setengah jam. Dan
sahabat saya pun berkomentar yang sama, sejak rumah deket malahan telat terus
ya. Huhuhu, maafkan saya.....
Dan yang paling parah adalah ketika saya harus rapat di suatu
instansi dan harus naik kendaraan umum.
Karena saya merasa rumah dekat, pasti kendaraan umum gampang di
dapat. Ternyata perkiraan saya salah,
bahkan taksi yang saya pesan sempat nyasar, walaupun saya kegeeran bahwa sopir
taksi pasti tau alamat saya, secara rumah saya berdekatan dengan pool taxi.
Akhirnya, saya tiba di tempat rapat tepat ketika rapat selesai dan peserta
bersiap pulang. Huhuhu.....
Baiklah, saya akan kembali disiplin seperti ketika rumah
jauh. Saya akan berangkat lebih
pagi. Semangat.....
Komentar
Posting Komentar