Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Sorority

Gambar
Sorority (from the Latin word ‘soror”; meaning sister) is a sisterhood. Di Amerika banyak sekali perkumpulan perempuan undergraduate student yang disebut sorority.   Biasanya anggotanya harus membayar untuk dapat bergabung.   Yang saya sukai dari mereka   adalah loyalitasnya, kekompakannya.   Mereka rela berkorban untuk anggotanya, sungguh sangat setia kawan. Nah, dalam konteks berbeda, tanpa membayar, saya terbiasa punya teman-teman perempuan yang sangat setia kawan.   Baik ketika masih sekolah, maupun setelah memasuki dunia pekerjaan. Di sekolah dasar, saya punya beberapa teman perempuan yang cukup loyal, bahkan masih berteman sampai saat ini.   Begitu juga di sekolah menengah.   Di tempat bekerja juga seperti itu, walaupun kami sudah berganti tempat bekerja, persahabatan tetap terjalin.   Satu hal yang saya dapatkan, kami saling permisif, saling membenarkan minimal dapat mengerti apapun yang dilakukan sahabat kami.   Kami tidak pernah saling men judge.   Saling menginga

On the other hand

Gambar
I overheard a conversation between my friend and her son, discussing about her Instagram account.   The mother said: I don’t like this picture, this flower arrangement is not okay, but to my surprise, many people give “like” to it.   Then the son replied: on the other hand, which one do you like the most?   She pointed another picture.   Then the son said: how many people like it?   The mother mumbled: only one, the other are my friends, because I asked them to do so. Amazing, I was stunned with that conversation.   Yes, we sometimes did not realize that the thing we like the most is different with others taste.   We always think that other people will have the same feeling with ours.   Children are usually like to ask: what if…?   They always say: on the other hand, on the contrary, etc.   My youngest son always asks those questions.   I think they are wise; they always try to see both sides of the story.   Maybe we should learn from children. Sometimes we just overconfident t

Persaingan

Gambar
A flower does not think of competing to the flower next to it.   It just blooms. Persaingan bisa terjadi dimana saja, mulai dari hal sepele, yang ga penting, sampai yang sangat serius, seperti terkait jabatan.   Saya pernah menghadapi persaingan yang sangat tidak penting.   Seorang ibu muda merasa tidak suka ketika saya berteman di facebook dengan guru musik anak-anak kami, dia langsung bertanya dengan sewot dan langsung menambahkan sang guru di facebooknya. Sungguh tidak penting. Memang kadang-kadang kita dihadapkan pada persaingan tidak penting yang membuang waktu percuma.   Kadang kita berusaha untuk mengabaikan hal-hal tidak penting, namun pihak lain malah menganggap hal itu penting, sehingga perlu dipersaingkan. Entah mengapa, sejak kecil saya selalu terlibat persaingan.   Saya sendiri bukan tipe yang ambisius, senang bersaing, saya adalah orang yang cuek.   Namun, justru banyak orang yang ingin bersaing dengan saya.   Sejak kecil, di SD, ada seorang anak yang selalu

Mind should be over matter

Gambar
Mind should be over matter; what you don’t mind, it doesn’t matter…… Itu yang disampaikan oleh dosen saya, mentor saya.  Siang itu, saya makan siang dengan beliau, setelah sekian lama tidak berjumpa.   Suatu kehormatan bagi saya untuk dapat undangan makan siang dengan beliau di tengah kesibukannya. Rupanya, beliau juga sudah lama ingin sekali bertemu dengan saya, setelah beliau mendengar permasalahan yang menimpa saya.  Beliau menanyakan kabar saya lewat mantan teman-teman saya di kantor yang lama. Saya terharu mendengarnya, artinya beliau sangat peduli pada saya. Dan makan siang itu pun menjadi sarat makna.  Banyak nasihat yang saya dapatkan dari beliau.  Beliau bilang, jangan pikirkan hal-hal yang uncontrollable, apalagi yang menyakitkan hati.  Semuanya hanya mind games.  Buat apa terus memikirkan kenapa hakim seperti itu, para jaksa seperti itu.  Just focus.  Fokus pada apa yang menjadi tujuan hidup saya. Dari pertemuan itu saya mengambil pelajaran berharga, sa

Anak Emas

Anak emas bisa berarti banyak, yang pertama, adalah anak-anak yang terlahir dengan “beban” nama besar orang tuanya.   Di satu sisi, orang melihatnya, betapa beruntungnya mereka, namun di sisi lain, mereka punya beban lebih, karena dari lahir sudah menjadi pusat perhatian. Saya sendiri termasuk beruntung karena lahir dari orang tua yang bukan orang sangat terkenal, walaupun ibu cukup punya prestasi, namun karena kami tidak menyandang nama keluarga ibu, jadi tidak ada yang terlalu menyadari hal itu.   Lagipula, zaman ibu cukup terkenal, liputan media tidak seperti sekarang ini.   Sementara dari pihak ayah ada yang menjadi petinggi negeri dan mempunyai family name yang sama, sehingga kadang-kadang memang ada saja orang yang menanyakan kekerabatan kami.   Itu pun cukup memberi beban buat saya pribadi, karena ternyata orang masih cukup membawa-bawa nama besar beliau. Yang ingin saya bahas di sini adalah kasus yang agak hits, yaitu seorang petinggi negeri yang baru diangkat yang men

Lip service

Gambar
Lip service” definitions: · verbal expression of agreement or allegiance, unsupported by real conviction or action; · insincere support or respect expressed but not put into practice ; · insincere profession of friendship, admiration, support, etc.; service by words only. Ya, banyak orang yang senang bicara yang baik-baik saja, namun lain di mulut, lain di hati.   Banyak orang yang menjanjikan kita hal-hal yang baik, ibaratnya PHP, sebenarnya semua tergantung niatnya….. Sementara, saya merasa saya orang yang sangat memegang teguh apa yang saya katakan, istilah kerennya: integritas. Walk the talk.   Jadi, apa yang saya katakan, pasti akan saya lakukan.   Tidak sekedar lip service.   Tidak sekedar menyenangkan hati orang. Namun, apa daya, ketika saya terpuruk dan saya minta bantuan, ternyata, orang-orang sekitar saya berbeda tata nilainya.   Mereka justru yang penting: lip service. Ada teman saya yang menulis panjang lebar di buku kesan dan pesan untuk saya, nam

Capacity of giving

Gambar
When Allah blesses you financially, don't raise your standard of living, raise your standard of giving...... Kalimat itu begitu menggugah hati saya.   Betapa tidak, sejak kehilangan pekerjaan, salah satu yang saya rasakan hilang adalah kemampuan saya untuk berbagi.   Untuk hidup saja rasanya susah, bagaimana bisa berbagi? Itu yang saya pikir.   Namun, setelah saya pikir-pikir, semua kembali kepada diri kita, karena berbagi itu bisa dengan berbagai cara dan dalam bentuk apapun, serta berapapun nilainya.   jadi sebenarnya, tidak perlu menunggu "blessed financially", just   do it right now!   Setiap saat, kita bisa meningkatkan standard of giving kita. Memang mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilakukan.   Berkaca pada pengalaman saya sendiri, saya pun ikut garis linier, semakin tinggi penghasilan, semakin tinggi berbaginya, begitu juga sebaliknya, begitu turun penghasilan, turun pula lah berbagi. Saya terus memutar otak, bagaimana bisa berbagi di tengah keter