Sorority

Sorority (from the Latin word ‘soror”; meaning sister) is a sisterhood.

Di Amerika banyak sekali perkumpulan perempuan undergraduate student yang disebut sorority.  Biasanya anggotanya harus membayar untuk dapat bergabung.  Yang saya sukai dari mereka  adalah loyalitasnya, kekompakannya.  Mereka rela berkorban untuk anggotanya, sungguh sangat setia kawan.

Nah, dalam konteks berbeda, tanpa membayar, saya terbiasa punya teman-teman perempuan yang sangat setia kawan.  Baik ketika masih sekolah, maupun setelah memasuki dunia pekerjaan.

Di sekolah dasar, saya punya beberapa teman perempuan yang cukup loyal, bahkan masih berteman sampai saat ini.  Begitu juga di sekolah menengah.  Di tempat bekerja juga seperti itu, walaupun kami sudah berganti tempat bekerja, persahabatan tetap terjalin.  Satu hal yang saya dapatkan, kami saling permisif, saling membenarkan minimal dapat mengerti apapun yang dilakukan sahabat kami.  Kami tidak pernah saling men judge.  Saling mengingatkan sudah pasti, namun yang pasti, saling mendukung.  Bahkan mereka melebihi saudara kandung saya sendiri, karena terkadang lebih enak curhat sama para "soror" daripada sama kakak-kakak saya.  Mereka pula yang memberi tumpangan ketika saya kabur dari rumah.  Segala rahasia juga aman.

Yang menarik, sifat masing-masing “soror” saya ini berbeda-beda.  Ada yang cuek, ada yang sangat perhatian, ada juga yang mudah tersinggung.  Namun, satu hal yang sama, semuanya setia kawan.

Dalam persahabatan ini, banyak hal yang terjadi.  Namun, beberapa teman ternyata mempunyai kelebihan, kebijakan, yang sangat melekat dalam pikiran saya.  Beberapa kata-kata yang mereka sampaikan sering terkenang.  Biasanya tentang hal-hal sederhana, namun sangat menyentuh.  Sebutlah mereka-mereka ini si bijak.

Ketika seorang teman bercerita tentang kesalahan yang pernah diperbuatnya, si bijak berkata, harus dilihat apa latar belakang yang mendorong terjadinya hal itu.  Mari kita uraikan permasalahanmu.  Sungguh pengertian, sungguh permisif, tidak menghakimi.

Ketika seorang teman merasa buntu ketika harus menulis tesisnya, sehingga mengabaikan orang-orang sekelilingnya, si bijak berkata, mungkin kalau kamu lebih perhatian pada orang-orang sekelilingmu, malah tiba-tiba dapat ide untuk menulis tesismu.  Wow, sungguh hal yang tak terduga.  Saya pikir, benar juga mungkin dengan bersosialisasi, berbincang-bincang dengan orang sekitar, ada saja yang bisa memberi ide untuk tesisnya.

Ketika seorang teman dongkol karena temannya tidak pernah kontak dia, si bijak berkata, kan memang kondisi dia tidak memungkinkan, dia tidak mungkin kontak dirimu lebih dulu,  jadi dirimu yang harus mengkontak duluan.  

Salah seorang si bijak ini justru sebenarnya saya anggap adik bungsu saya, namun dalam beberapa hal dia juga masuk kategori si bijak.  Dia bisa menyikapi salah satu “sis” yang memang terkenal mudah tersinggung.  Si bijak berkata, biarkan dia begitu padamu, toh kita tidak berbuat salah padanya, bahkan ketika dia tidak hadir di saat-saat pentingmu, dirimu bisa memaklumi.  Dia begitu karena sayang padamu, nanti juga baik lagi.

Dan saya pun akhirnya mendapatkan kesempatan pula mendengar kata-kata bijak teman perempuan saya.  Ketika saya merasa tulisan saya kurang bagus, si bijak berkata, mungkin kurang bagus buatmu,  tapi belum tentu buat orang lain.  Mungkin akan bagus dan berguna buat orang lain.  Baiklah sis…..

Saya benar-benar beruntung dikelilingi oleh sahabat-sahabat perempuan yang setia kawan dan bijak.  Terima kasih telah menjadi sahabat saya….


"She is your mirror, shining back at you with a world of possibilities. She is your witness, who sees you at your worst and best, and loves you anyway. She is your partner in crime, your midnight companion, someone who knows when you are smiling, even in the dark. She is your teacher, your defense attorney, your personal press agent, even your shrink. She is your sister." ~ Barbara Alpert

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...