Capacity of giving


When Allah blesses you financially, don't raise your standard of living, raise your standard of giving......

Kalimat itu begitu menggugah hati saya.  Betapa tidak, sejak kehilangan pekerjaan, salah satu yang saya rasakan hilang adalah kemampuan saya untuk berbagi.  Untuk hidup saja rasanya susah, bagaimana bisa berbagi? Itu yang saya pikir.  Namun, setelah saya pikir-pikir, semua kembali kepada diri kita, karena berbagi itu bisa dengan berbagai cara dan dalam bentuk apapun, serta berapapun nilainya.  jadi sebenarnya, tidak perlu menunggu "blessed financially", just  do it right now!  Setiap saat, kita bisa meningkatkan standard of giving kita.

Memang mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilakukan.  Berkaca pada pengalaman saya sendiri, saya pun ikut garis linier, semakin tinggi penghasilan, semakin tinggi berbaginya, begitu juga sebaliknya, begitu turun penghasilan, turun pula lah berbagi.

Saya terus memutar otak, bagaimana bisa berbagi di tengah keterbatasan saya saat ini?  Kemudian saya tersadar, saya tidak terbatas, lebih banyak orang yang terbatas dibandingkan saya!  Bahkan, dalam keterpurukan saya ini, saya masih lebih beruntung daripada orang-orang yang dulu saya bantu.  Sekarang, tinggal bagaimana saya menyikapinya.  Bagaimana saya bisa mengatur keuangan saya, sehingga kemampuan berbagi saya tetap seperti semula.  Kan, tidak perlu berbagi dalam bentuk finansial, bisa dalam bentuk lainnya.

Saya mulai menginventarisasi barang-barang kami yang mungkin bisa disumbangkan untuk orang lain.  Tentunya harus barang-barang yang masih layak.  Karena jujur saja, sewaktu masih “mampu”, kami sering membeli barang dengan mudahnya, terutama si kecil.  Nah, di masa-masa seperti ini, saya mulai menggugah si kecil untuk mulai memilah, mana mainan atau pakaian yang dapat dia hadiahkan ke orang lain.  Hasilnya cukup memuaskan, kami beberapa kali berhasil berbagi mainan atau pakaian kepada panti asuhan.  Selain tetap dapat berbagi, juga memberikan pelajaran berharga pada si kecil, serta membuat isi rumah lebih longgar dan rapi tentunya.

Hal lain adalah menyumbangkan tenaga, mungkin dengan bekerja bakti atau apa pun.  Namun, jujur saja, sampai hari ini saya belum mewujudkan hal tersebut.  Saya belum berkesempatan menyumbangkan tenaga saya, namun beberapa kali saya hanya bisa menyumbangkan ide, terutama di sekolah anak-anak.  Saya pun beberapa kali menyumbangkan networking saya untuk teman-teman yang membutuhkan.  Mungkin saat ini, itulah bentuk dari capacity of giving saya.

Namun ternyata, setelah saya merenung, yang terjadi kepada saya sering terbalik, ketika saya berbagi, malah penghasilan saya makin baik.  Beberapa kejadian kecil memang menunjukkan hal tersebut.  Di tengah keterbatasan saya, saya mendengar salah seorang teman lama menderita sakit dan butuh pengobatan di rumah sakit.  Saya lihat, teman-teman menyumbang besar, sementara uang saya terbatas.  Saya kuatkan hati untuk menyumbang seadanya.  Yang terjadi, dalam hitungan jam, saya mendapatkan rezeki berlimpah, mungkin puluhan kali lipat dari apa yang saya sumbangkan.  Begitu juga terkait barang dagangan saya.  Saya suka tidak tega apabila ada teman yang menjual barang.  Begitu saya beli, ternyata barang dagangan saya pun ada yang membeli, padahal harganya hampir 10 kali dari barang yang saya beli dari teman.  Begitu instant!

Jadi yang terjadi pada saya adalah: when I raise my standard of giving, Allah blesses me financially.  Amin.


We make a living by what we get, but we make a life by what we give – Winston Churchill

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...