Galau


ga·lau a, ber·ga·lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran) - Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Saya senang memperhatikan orang-orang di sekeliling saya yang sedang galau.  Bermacam-macam penyebabnya, ada yang terkait dengan percintaan, ada yang terkait pekerjaan dan banyak lagi.   

Kadang malah ada yang menulis status: “galau tingkat dewa”, padahal hanya masalah sepele, seperti harus memilih baju, hehehe.  Tapi begitulah, banyak hal, baik yang sepele sampai dengan yang sangat berat, dapat membuat orang galau.

Teman saya merasa galau karena ada tawaran pekerjaan di tempat lain.  Dia bingung, karena sudah merasa nyaman di tempat yang sekarang, namun tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan hidup terus meningkat, jadi dia butuh pekerjaan yang gajinya lebih tinggi.  Teman lainnya selalu galau masalah uang, sepertinya tidak pernah cukup.  Saya hanya selalu mengingatkan agar dia bisa mengelola keuangannya dengan baik dan jangan lebih besar pasak daripada tiang.

Teman yang lain galau ketika dokter memberi tahu bahwa dirinya mengidap penyakit yang cukup gawat.  Dia sibuk curhat ke teman lainnya, dan kemudian memutuskan untuk meninggalkan suaminya dan menikah dengan laki-laki lain.  Lucunya, curhatnya membuat temannya jadi galau, sementara dirinya sudah happy-happy saja dengan suami barunya.  Artinya, dirinya berhasil mentransfer galaunya dengan sukses.

Teman lainnya merasa galau karena gagal terus dalam percintaan.  Selalu ditinggal oleh pacarnya yang kemudian menikah dengan orang lain.  Ada juga yang galau hanya karena pompa air rusak, sehingga air jadi mati dan terpaksa menumpang mandi.   Ada juga teman yang terus menerus pasang status yang aneh-aneh, kelihatan sekali kalau galau terus.  Hehehe…

Seorang teman lainnya, yang justru menurut saya sangat layak untuk galau, malah terlihat tenang-tenang saja.  Dia mantan kolega saya dan saat ini sedang menghadapi masalah sulit.  Dia terlihat banyak bercanda dan tertawa, namun saya tahu, di lubuk hatinya yang paling dalam, dia sangat galau.  Tapi dia selalu bilang, ga mau mikirin, mikir yang lain saja.  Ya, dia memang galau, namun dia selalu merasa, tidak ada gunanya galau, lebih baik memanfaatkan waktunya dengan memikirkan hal-hal yang baik, yang produktif.

Yang terakhir, asisten di rumah yang kebetulan memang masih ABG.  Tiba-tiba dia SMS saya dan bilang, maaf tidak bisa turun dari kamarnya di atas, karena sedang galau baru putus dengan pacarnya.  Yah, saya jawab Ok saja, karena toh tidak bisa dipaksa juga, seorang ababil (ABG labil) diminta mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, bisa-bisa semua salah.

Dan saat ini, saya lagi sangat galau, karena barusan saja saya ke ATM dan ingin mengambil uang, di layar keluar tulisan: Maaf, saldo Anda tidak mencukupi.  Saya benar-benar galau. Haha….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...